Memorabilia Petilasan Tempat Tidur “Laku Presiden Soeharto” di Rumah “Lurah Soeharto” Glonggong Madiun

Oleh Mahpudi, MT

Catatan redaksi:

Dalam catatan Incognito Pak Harto seri 26 ini, Redaksi cendananews.com selain menurunkan sejumlah tulisan dan liputan berbagai acara, juga menampilkan berbagai aktivitas. Salah satunya, catatan ekspedisi Incognito Pak Harto tahun 2012. Ekspedisi yang dilakukan oleh sebuah tim dari YHK yang terdiri dari Mahpudi (penulis), Bakarudin (jurnalis), Lutfi (filatelis), Gunawan (kurator museum), serta salah satu saksi sejarah peristiwa itu, yaitu Subianto (teknisi kendaraan pada saat incognito dilaksanakan). Meski sudah cukup lampau ekspedisi itu dilakukan, dan hasilnya pun sudah diterbitkan dalam buku berjudul Incognito Pak Harto –Perjalanan Diam-diam Seorang Presiden Menemui Rakyatnya (2013) dan Incognito – The President Impromptu Visit (2013) serta Ekspedisi Incognito Pak Harto –Napak Tilas Perjalanan Diam-Diam Seorang Presiden Menemui Rakyatnya (2013) , namun hemat kami catatan ekspedisi yang ditulis oleh Mahpudi dalam beberapa bagian ini tetap menarik untuk disimak. Sebab, seperti disimpulkan oleh penulisnya, peristiwa blusukan ala Pak Harto yang terjadi pada tahun 1970 ini sangat patut dijadikan salah satu tonggak sejarah nasional Indonesia.

Selamat Membaca.

“Lho, kok sama ya,” demikian komentar Presiden Soeharto sambil tersenyum, ketika berkunjung ke rumah Kepala Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Madiun, pada 24 Juli 1970 lalu. Ternyata, sang tuan rumah juga memperkenalkan nama dirinya, bernama Soeharto.

Pak Harto (membelakangi-Kanan) tengah berbincang dengan sejumlah pihak saat beristirahat menginap di ruma Kepala Desa Glonggong, Dolopo, Madiun, Jawa Timur dalam perjalanan incognito di wilayah Jawa Timur pada 24 Juli 1970
Lihat juga...