Kenali Hepatitis, Penyakit Kronis yang Jarang Terdeteksi

Editor: Koko Triarko

Dr. Sandy Perkasa,  Sp.PD., -Foto: Ranny Supusepa
JAKARTA – Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2014, mencatat ada 10 dari 100 orang Indonesia berpotensi terinfeksi hepatitis B dan C. Hal ini sama artinya dengan 28 juta penduduk Indonesia. Setengah dari jumlah itu, yaitu 14 juta, memiliki potensi untuk memasuki potensi kronis. Jumlah ini menjadikan Indonesia menempati peringkat kedua di negara-negara ASEAN untuk kasus Hepatitis B tertinggi.
Sebenarnya, apa penyakit Hepatitis ini? Dan, mengapa dibutuhkan pencegahan dini?
Dr. Sandy Perkasa, Sp.PD., menyatakan, bahwa penyakit hepatitis ini memiliki varian cukup banyak, bergantung pada jenis virusnya. Tapi, yang paling banyak memang adalah Hepatitis A, B dan C.
“Yang pertama perlu diketahui adalah hepatitis yang bisa diidentifikasi itu dibagi menjadi  tiga, yaitu Hepatitis B, Hepatitis C dan Hepatitis Non B-C. Hepatitis Non B-C ini adalah Hepatitis A, D, E, F, G, H. Ini berbeda, tergantung pada jenis virusnya, DNA dan RNA. Serta ada beberapa yang bisa sembuh sendiri. Seperti Hepatitis A dan Hepatitis E,” katanya, saat ditemui di RS Cendana Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (23/8/2018).
Menurut dr. Shandy, Hepatitis A dan E bisa sendiri adalah karena sifat dari virusnya adalah self limiting.
“Jenisnya itu ada jangka waktu. Seperti infeksi virus flu atau demam berdarah, jadi ada waktunya. Dia menimbulkan radang di liver dalam jangka waktu tertentu,” paparnya.
Untuk Hepatitis D, timbulnya jika ada co-infeksi dengan Hepatitis B. “Artinya, seseorang bisa terkena Hepatitis D, jika sebelumnya mengidap Hepatitis B. Jadi, tidak bisa seseorang terkena Hepatitis D, tok,” jelasnya.
Terkait Hepatitis F, G, H, dr Sandy mengakui memang belum terlalu banyak dilakukan penelitian.
“Kasus F,G,H ini jarang sekali terdiagnosa. Kurang dari satu persen. Dan, biasanya sudah kronis. Yang paling banyak itu dari A sampai C” ucap dr. Sandy.
Penularan Hepatitis ini, menurutnya, juga bergantung pada jenis virusnya. Munculnya Hepatitis A, itu  dari kotoran. Jadi, saat seseorang tangannya tidak bersih, makanannya terkontaminasi kotoran, maka orang itu akan terinfeksi Hepatitis A. Berbeda dengan Hepatitis B dan C yang menular melalui darah dan cairan tubuh.
“Misalnya, dari hubungan seksual, tranfusi darah, narkoba suntik, jarum suntik, jarum tattoo, atau diturunkan ibu pengidap Hepatitis pada janinnya,” papar dr. Sandy.
Untuk Hepatitis B, 80 persen dari penderitanya mampu mengalami konversi. Atau mengalami daya tahan tubuh sendiri. Tapi, untuk Hepatitis C pasti akan berjalan kronis.
“Karena itu, untuk Hepatitis B, kita biasanya pantau dulu selama tiga sampai enam bulan untuk fungsi liver dan jumlah virusnya. Jika terlihat SGOT, SGPT-nya naik terus hingga dua kali lipat dari jumlah normal, maka kemungkinan ini tidak akan sembuh dan kita kasih anti virus. Dengan menurunnya daya tahan tubuh dari pengidap Hepatitis C, maka penderita akan memiliki kecenderungan untuk lebih mudah terkena penyakit infeksi lainnya,” kata dr. Sandy.
Pencegahan bisa dilakukan pada Hepatitis A dan B. Sementara untuk Hepatitis C, saat ini belum ada vaksinnya.
“Kita memberikan imunisasi hepatitis ini mulai dari lahir atau bulan 0, dan diikuti imunisasi selanjutnya di bulan pertama dan keenam. Bagi yang belum divaksin pada saat kecil, dapat juga melakukannya saat dewasa dan keefektifannya sama, selama dilakukan sebanyak tiga kali.  Pada kasus bayi dengan riwayat ibunya pengidap Hepatitis, maka kita akan memberikan vaksin dan imunoglobulin untuk menjaga, agar bayi tersebut tidak terkena hepatitis. Karena bayi ini sudah pasti terkena Hepatitis jika tidak dikasih,” papar dr. Sandy.
Untuk pengetesan Hepatitis ini, menurutnya, sama sekali tidak susah. Hanya perlu pengambilan darah dan pihak laboratorium akan mengetesnya dengan menggunakan strip cek.
“Pengecekan Hepatitis ini perlu dilakukan oleh semua orang, minimal sekali pada umur berapa saja. Tapi, bagi yang memiliki faktor risiko, seperti yang memiliki riwayat seks bebas,  riwayat transfusi atau pun bekerja di lingkungan medis, maka perlu melakukan secara rutin,” ucap dr. Sandy.
Kepala Departemen Marketing RS Cendana, Dhyatri Octoria, menyatakan pada bulan Agustus ini ada promo untuk pengetesan hepatitis.
“Kami memiliki dua paket laboratorium yang sedang promo di bulan Agustus ini. Yaitu, paket Screening Hepatitis B dan paket Fungsi Hati dan Screening Hepatitis B dan C. Setiap mengambil paket ini, masyarakat juga mendapatkan  kesempatan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam,” ucapnya.
Untuk mendapatkan informasi lengkap, Dhyatri mengajak masyarakat datang langsung ke RS Cendana dan menemui bagian informasi.
Lihat juga...