Cegah Terorisme, Masyarakat Perlu Terlibat Aktif
YOGYAKARTA – Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian, Universitas Gadjah Mada, Najib Azca, mengatakan, negara perlu melibatkan masyarakat untuk mencegah tumbuh bibit gerakan terorisme di Indonesia.
“Negara seharusnya secara proaktif melibatkan masyarakat karena potensi terbesar untuk mencegah terorisme justru ada di masyarakat,” kata Najib, saat Diskusi Buku berjudul “Why Terrorist Quit: The Disengagement Of Indonesian Jihadists”, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Yogyakarta, Jumat.
Menurut Najib, selama ini beragam pendekatan pencegahan terorisme dilakukan elemen masyarakat di akar rumput. Namun demikian, tidak banyak mendapatkan perhatian oleh negara.
Pada sisi lain, kata dia, negara memiliki keterbatasan untuk menjangkau serta menyelesaikan persoalan terorisme serta radikalisme yang sangat kompleks di tengah masyarakat.
“Negara sendiri tidak mampu menyelesaikan karena terlalu kompleks. Apalagi kadang-kadang ada sebagian kalangan yang tidak mau menerima apa pun yang berasal dari negara,” kata dia lagi.
Menurut Najib, masyarakat memiliki kemampuan yang patut diperhitungkan oleh negara dalam menangkal terorisme. Masyarakat dapat melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan tidak serta merta menyerang ideologi sekelompok orang yang terindikasi memiliki pemahaman radikal dalam beragama.
“Masyarakat bisa mengalihkan mereka dengan kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi. Ketika seseorang memiliki banyak jaringan sosial, otomatis akan meninggalkan cara-cara kekerasan untuk memperjuangkan ideologinya,” kata Najib.
Ia mengakui, program deradikalisasi yang selama ini dilakukan pemerintah memiliki pengaruh untuk mengurangi bibit terorisme. Namun, program itu, dinilai Najib, masih lebih banyak berbentuk kegiatan seremonial yang tidak terlalu efektif menghilangkan gerakan itu.