Pak Harto Senantiasa Mengamalkan Amanat KHA Dahlan
Oleh Mahpudi, MT
Kami pun berupaya mencari. Dan ternyata, lokasi panti tersebut tak jauh dari stasiun kereta. Namun, kami harus berjalan kaki melintasi jalan kecil, karena letaknya agak masuk ke dalam wilayah perumahan penduduk. Diam-diam, kami mencoba menerka-nerka, kira-kira apa yang melatari Pak Harto menyambangi Panti Asuhan Muhammadiyah?
Ketika kami berjumpa dengan Ibu Hajjah Huriyah Adnan, pengasuh Panti Asuhan Putri Aisyiah Muhammadiyah Yogyakarta, kami mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut. “Salah satu hal yang wajib dijalankan oleh seorang Muslim adalah memelihara anak yatim, seperti tercantum dalam surat Al Ma’un (QS 107:1-7),” demikian penjelasan dari Hj. Huriyah Adnan.
Harus kami kemukakan, bahwa Pak Harto memang memiliki hubungan sangat erat dengan Muhammadiyah. Selagi Pak Harto masih belia, ia pernah mengenyam pendidikan di sekolah Muhammadiyah. Seperti dituturkan sendiri dalam autobiografinya yang berjudul, Soeharto : Pikiran,Ucapan dan Tindakan Saya (1988), Pak harto menyampaikan, ”..Saya kembali ke kampung asal saya, ke Kemusuk. Dan dari sana saya pergi setiap hari ke Yogya, naik sepeda, untuk menyelesaikan pelajaran di Sekolah Muhammadiyah..”

Maka, tak heran, bila Pak Harto menghayati benar berbagai pelajaran tentang nilai-nilai Islam, termasuk pesan Ilahi dalam ayat suci Alquran pada surat Al Ma’un yang mengisyaratkan pesan kepedulian sosial, khususnya kepada anak yatim. “Surat Al-Maun itu memang melatari pengurus awal organisasi Muhammadiyah yang mengamanatkan agar setiap anggotanya mengamalkan ajaran mulia itu. Caranya dengan memelihara anak yatim di rumah masing-masing atau di dalam suatu panti,” jelas Hajjah Huriyah Adnan kepada kami.