INDEF: Pilkada Serentak Beri Benefit PDB Rp91 Triliun

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Peneliti INDEF, Rusli Abdullah pada diskusi ekonomi di ITS Tower, Jakarta, Selasa (3/7/2018). Foto : Sri Sugiarti

JAKARTA — Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah mengatakan, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 yang digelar pada 27 Juni lalu, memberikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,05 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu mencapai angka Rp 91 triliun.

“Pilkada serentak beri benefit terhadap PDB Rp91 triliun atau sekitar 0,05 persen dari PDB kita yang sebesar Rp2.000an triliun,” kata Rusli dalam diskusi ekonomi di ITS Tower, Jakarta, Selasa (3/7/2018).

Adapun kontribusi pada ekonomi Rp 91 triliun, menurutnya, besaran manfaatnya berasal dari multiplier effect belanja pemilukada 2018 sebesar Rp20 triliun. Juga belanja para pasangan calon (paslon) Pilkada 2018 sebesar Rp14 triliun.

Meskipun kontribusinya masih kecil, tapi Rusli menilai angka tersebut telah membantu menyelamatkan beberapa sektor usaha yang berkaitan dengan Pilkada.

“Angka kecil tapi dalam jangka pendek bisa menyelamatkan pelaku usaha kecil, konvensi, periklanan, dan transportasi,” jelasnya.

Rusli memprediksi peningkatan kontribusi ekonomi akan lebih terasa pada Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2019 mendatang.

Dimana pesta demokrasi Pileg dan Pilpres, menurutnya, mencapai 540 anggota lebih. Dalam perhitungan, kalau minimal masing-masing anggota spending Rp2 miliar, maka ada Rp 1 triliun.

“Itu baru level DPR. Belum provinsi dan kabupaten pasti lebih besar. Saya yakin benefitnya lebih besar dari Pilkada serentak 2018 ini,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan, agar perhelatan pesta demokrasi berkonstribusi optimal pada pertumbuhan ekonomi, kepala daerah terpilih harus dapat mengimplementasikan janji-janji kampanyenya.

Lihat juga...