Catatan Akhir Ekspedisi: Incognito (Bukan Blusukan) Pak Harto
Oleh: Mahpudi, MT
Catatan redaksi:
Dalam catatan Incognito Presiden HM Soeharto seri ke-36 yang kami turunkan ini, redaksi cendananews.com selain menurunkan sejumlah tulisan dan liputan berbagai acara, juga menampilkan berbagai aktivitas. Salah satunya, catatan ekspedisi Incognito Pak Harto tahun 2012. Ekspedisi yang dilakukan oleh sebuah tim dari YHK yang terdiri dari Mahpudi (penulis), Bakarudin (jurnalis), Lutfi (filatelis), Gunawan (kurator museum), serta salah satu saksi sejarah peristiwa itu, yaitu Subianto (teknisi kendaraan pada saat incognito dilaksanakan). Meski sudah cukup lampau ekspedisi itu dilakukan, dan hasilnya pun sudah diterbitkan dalam buku berjudul Incognito Pak Harto –Perjalanan Diam-diam Seorang Presiden Menemui Rakyatnya (2013) dan Incognito – The President Impromptu Visit (2013) serta Ekspedisi Incognito Pak Harto –Napak Tilas Perjalanan Diam-Diam Seorang Presiden Menemui Rakyatnya (2013) , namun hemat kami catatan ekspedisi yang ditulis oleh Mahpudi dalam beberapa bagian ini tetap menarik untuk disimak. Sebab, seperti disimpulkan oleh penulisnya, peristiwa blusukan ala Jenderal Besar HM Soeharto yang terjadi pada tahun 1970 ini sangat patut dijadikan salah satu tonggak sejarah nasional Indonesia. Dan tulisan ini adalah bagian paling akhir dari catatan Incognito Pak Harto.
Selamat Membaca
Apa Itu Incognito?
Bagi kebanyakan orang istilah Incognito terdengar asing. Tapi tidak bagi penikmat musik jazz. Incognito dikenal sebagai kelompok musik bergenre Jazz-Funk asal Inggris, berdiri sejak tahun 1979, yang menyuguhkan lagu-lagu seperti Crazy for You (1991), Still A Friend of Mine (1993), dan I Can See The Future (1999).