Kalung Peluru

CERPEN SENGAT IBRAHIM

Aku semakin bosan berlama-lama dekat dengan Ibu. Bila malam aku lebih senang keluyuran, pura-pura punya jadwal ngeronda. Padahal tidak, mana mungkin orang seusia aku yang masih sekolah SD punya jadwal ngeronda. Tapi Ibu langsung percaya begitu saja tanpa curiga.
Jam 02:00 baru aku pulang.

Angka itu sudah aku hafal, biasanya bila jam segitu Ibu sudah tidur. Seperti biasa kalau aku keluar rumah Ibu sengaja tidak mengunci pintu. Malam itu pintu rumah terbuka seukuran separuh badan. Di dalam kamar terdengar suara; Bluk….semacam benda keras terbanting. Aku percepat langkah.

Dalam remang-remang, jelas aku melihat Ibu sedang melawan manusia tanpa wajah, barangkali pencuri. Aku baru tahu kalau Ibu sangat cakap menguasai ilmu silat, tidak kalah hebat dengan bintang filem Jetly yang sering aku lihat melalui televisi. Dari keringat yang terlihat di sekujur wajah Ibu, aku bisa menebak bahawa perkelahian mereka sudah lama dimulai.

Sebelum lariku sampai untuk membantu Ibu tiba-tiba suara tembakan terdengar, dan peluru itu meluncur tepat ke dada Ibu. Manusia tanpa wajah itu menerjang kaca jendela dan menghilang tanpa meninggalkan sedikitpun tanda. Siapa gerangan sosok yang bersembunyi di balik kain hitam yang menutupi seluruh tubuh kecuali matanya?
***
PELURU itu menyakiti Ibu dua kali. Sesuai dengan tradisi Desa Nung Gundil Sari, segala benda tajam bila tertanam dalam tubuh mayat, itu perkara wajib dikeluarkan. Jika tidak arwah dari mayat itu diyakini menjadi Jin Gentang. Dan bakal diusir kembali ke dunia, diasingkan dari tempat semestinya.

Betapa tabah Ibu yang terbaaring sebagai mayat, dia menerima sakit lebih mencekam dari peluru saat pertama meluncur ke dadanya. Parang melebarkan lubang peluru di tubuh Ibu. Mayat Ibu seolah tidak menyimpan darah satu-tetespun terlihat dari kulitnya yang putih langsat serupa daging kelapa yang diperas jadi ampas. Selama satu jam lebih Ki Saleh menggorok dada Ibu. Setelah peluru itu berhasil dikeluarkan kemudian Ki Saleh menyerahkannya padaku.
Sejak kematian Ibu.

Lihat juga...