Berkat Posdaya Nangka, Narti Sukses Berdagang Makanan
Editor: Satmoko
YOGYAKARTA – Narti (42) warga Dusun Menggungan, Tawangsari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta hanyalah ibu rumah tangga biasa. Setiap hari ia lebih banyak berada di rumah untuk mengurus anak-anaknya. Tanpa pekerjaan dan tanpa penghasilan.
Namun, sejak beberapa tahun terakhir, kondisi Narti, mulai berubah. Kini ia mulai memiliki pekerjaan sambilan yang mampu menambah penghasilan keluarga. Yakni sebagai pembuat sekaligus pedagang makanan tradisional berbahan baku ketela.
Di sela waktu luangnya mengurus anak, Narti, aktif membuat sejumlah makanan seperti getuk, combro, dan cemplon di rumah. Makanan tradisional dari bahan baku utama ketela yang ia buat itu kemudian ia bawa ke pasar untuk ia jual. Pasar di sekitar tempat tinggalnya yakni Pasar Wates, menjadi lokasi menjajakan dagangan.
“Setiap hari, saya bisa produksi sekitar 2000 buah cemplon, combro dan getuk. Kalau dari bahan baku bisa menghabiskan sekitar 100 kilo ketela. Satu biji saya jual Rp400. Biasanya dagangan itu dibeli untuk dijual lagi oleh pedagang lain,” katanya.
Narti sendiri mengaku mulai berinisiatif berdagang makanan dari sekadar coba-coba. Berawal dari ikut pelatihan memasak yang digelar oleh Posdaya Nangka di dusunnya, ia pun membuat makanan berbahan baku ketela di rumahnya. Siapa sangka makanan buatannya banyak disukai, hingga akhirnya ia memutuskan menjual di pasar.
“Awalnya itu cuma ikut pelatihan memasak yang digelar Posdaya. Lalu iseng coba-coba buat sendiri di rumah untuk kemudian dijual. Ternyata laris, jadi keterusan sampai sekarang,” katanya.
Sosok Narti menjadi salah satu bukti keberhasilan Posdaya Nangka di Dusun Menggungan, Tawangsari, Pengasih, Kulon Progo dalam memberdayakan warga. Berkat kegiatan pelatihan usaha yang digelar Posdaya Nangka itulah, sejumlah warga Dusun Menggungan, termasuk Narti, kini mampu memiliki penghasilan tambahan sebagai ibu rumah tangga.