Gelombang Tinggi dan Angin Kencang, Nelayan Selat Sunda Pilih Istirahat
Editor: Irvan Syafari
Agus menyebut, selain memperhatikan kondisi cuaca di perairan Selat Sunda, ia juga selalu memantau kondisi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maritim Lampung.
Sesuai dengan informasi dari BMKG maritim Lampung selama 24 jam ke depan wilayah perairan Selat Sunda bagian Selatan angin berhembus dari Barat Laut ke Utara dengan kecepatan angin 2-8 knots dan gelombang 0,75-2 meter.
“Selain kerap mendapat himbauan dari satuan polisi perairan untuk tidak melaut saat kondisi cuaca buruk kami juga kerap memantau dari prakiraan cuaca BMKG maritim,”terang Agus Irawan.
Nelayan lain bernama Hendra (35) menyebut, ia masih tetap beroperasi meski diakuinya hasil tangkapan tidak maksimal. Dalam kondisi normal Hendra yang melakukan proses penangkapan menggunakan jaring cumi memperoleh tangkapan sekitar 200 kilogram.
Kini Hendra hanya mendapat berkisar 50 kilogram cumi. Penurunan hasil tersebut membuat hasil tangkapan langsung dijual ke sejumlah pedagang ikan keliling (pelele).
Selama kondisi cuaca masih belum bersahabat sejumlah pengepul ikan di pusat pendaratan ikan Muara Piluk tidak beroperasi. Pengaruh berkurangnya pasokan ikan selain bagi pengepul ikan berdampak bagi perajin teri rebus dan ikan asin. Kurangnya pasokan bahan baku membuat pengrajin teri dan ikan asin rebus berhenti operasi sementara waktu.
Hendra mengatakan, belum bisa memprediksi kapan kondisi cuaca akan membaik dan nelayan dengan perahu berukuran kecil memilih sementara waktu beristirahat. Sebab selain kondisi cuaca tak bersahabat pengaruh terang bulan berdampak pada sedikitnya hasil tangkapan.