Wisatawan ke Gili Trawangan Tidak Dipungut Retribusi
Proyek tersebut diperkirakan menelan dana sekitar Rp220 miliar.
” Kami coba memberanikan diri asal saling menguntungkan supaya BUMDes bisa maju,” katanya saat menerima kunjungan kerja Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah bersama para wartawan.
Dalam pemberdayaan masyarakat, desa wisata dunia ini juga memiliki beberapa koperasi, untuk transportasi laut ada koperasi Karya Bahari, untuk transportasi darat berupa andong ada koperasi Jalur Indah.
Pihaknya juga mempunyai koperasi simpan pinjam di kantor desa di Gili Air. Keberadaan koperasi ini cukup membantu dalam peningkatan kehidupan masyarakat.
Tiga pulau di Gili Indah yang semuanya merupakan tempat tujuan wisata tersebut, memiliki ciri khas masing-masing. Rata-rata pulau tersebut banyak turis asingnya, terutama di Gili Trawangan.
Gili Trawangan identik dengan ikon “island party”, yakni untuk anak muda yang suka hiburan, kemudian di Gili Air “midle party”, dan kalau Gili Meno identik dengan “honey moon party” yang disukai orang-orang yang baru nikah atau orang-orang yang sudah tua pasangan suami-istri ke pulau tersebut untuk bersantai dan di pulau ini tidak ada hiburan.
Di ketiga pulau tersebut tidak ada kendaraan bermotor, sedangkan alat transportasi yang ada berupa sepeda dan andong.
“Kami memang tidak membolehkan kendaraan di sini, karena nanti akan menghilangkan ciri khas Gili Trawangan dan dua pulau lainnya. Selain itu jika kendaraan masuk, terutama roda empat maka akan berjubel, karena pulaunya kecil,” katanya.
Mata pencarian penduduk di ketiga pulau tersebut awalnya adalah nelayan dan petani kelapa.
Pada 1985, beberapa wisatawan dari Jerman dan Swiss mulai masuk Gili Trawangan. Mereka tertarik akan taman bawah lautnya yang indah dan hal itu kemudian mereka promosikan.