Putu Supadma: TMII Harus Menjadi Ibu Kota Kebudayaan

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

JAKARTA — Putu Supadma Rudana, nahkoda baru dalam pusaran pengembangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pria kelahiran Bali, 23 April 1974 ini menjabat Direktur Budaya Taman TMII mengantikan Sulistyo Tirtokusumo.

Memang masih terbilang muda untuk jelajah kiprah luar biasa mengemban tugas mengembangkan dan melestarikan seni budaya bangsa Indonesia. Tapi akanlah salah jika memandang sebelah mata. Karena darah seni sudah mengalir dalam dirinya sejak Putu kecil. Maklum sang ayah ‘Nyoman Rudana’ budayawan Bali, pemilik Museum Rudana yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1996, di Bali.

Dengan kematangan wawasan budaya, kiprah Putu di bidang seni budaya layak diacungi jempol. Ide cemerlangnya, mampu menyatukan para maestro seni untuk bersinergi yakni di penghujung 2007. Putu juga motor di balik menggaungnya Asosiasi Museum Indonesia (AMI) dan Himpunan Museum Bali (HIMUBA).

Sebagai tokoh budaya yang vokal dan kritis, suami Putu Diah Chandra Dewi ini, cermat menyikapi perkembangan dunia global. Hingga terlontar gagasan Putu yang menjadi embrio diresmikannya Museum Visit 2010 oleh Kementerian Pariwisata.

“Dalam bidang budaya, saya memang sejak lahir sudah berkecimpung. Saya ini generasi kedua untuk mengelola Museum Rudana milik ayah saya di Bali,” kata Putu kepada Cendana News.

Putu juga menjabat Ketua Umum AMI di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua. Menurutnya, total museum di Indonesia lebih dari 420-an, dan di TMII ada 20 museum serta 34 anjungan daerah.

“Ke depan kita ingin TMII jadi icon dunia baik kepariwisataan, destinasi, maupun dalam kunjungan yang sifatnya untuk menumbuhkan seni budaya,” ujar Putu.

Lihat juga...