Patung Lelaki Sumeria di Candi Cetho

CERPEN SUNARYO BROTO

Mereka hidup sampai tahun 3.000 SM. Mereka menanam gandum, sayur-sayuran, menenun kain, dan membuat kereta beroda kayu. Mereka pertama kali menciptakan tulisan. Mereka membuat surat dagang, kalender pertanian, resep obat sampai peraturan hukum.

Hukum bangsa Sumeria merupakan hukum yang tertua di dunia,” katanya seolah hafal di luar kepala. Dia memutari patung dan melihat padaku. Aku tak bisa lain selain mengangguk. Seperti karyawan dengan atasan.

“Bangsa Sumeria yang pertama membagi satu tahun menjadi 360 hari, satu jam sama dengan 60 menit. Bentuk bangunan kuil piramid hasil rancangan bangsa Sumeria kemudian menjadi bentuk dasar seluruh arsitektur di daerah Mesopotamia.

Letak daerah Mesopotamia antara Arab di selatan dengan Armenia di utara dan India di timur dengan daerah Timur Tengah di Barat,” katanya seperti dosen ceramah. Aku heran juga, dia sekarang kok jadi pintar, ya? Memang dunia berubah terus.

Lalu dia berjalan ke atas sambil melihat-lihat. Aku mengiringi saja seperti seorang guide sambil sesekali merespon komentarnya. Rasanya memang benar kalau dia arkeolog. Pengetahuan tentang candi lumayan banyak.

“Aku gak mau masuk bilik itu. Apa masih ada patung phallus (alat kelamin) besar di situ?” tanyanya.

“Masih. Mungkin phallus terbesar di dunia. Biasanya ada beberapa sesajen di dekatnya,” kataku.

Setelah puas berjalan sampai atas, lalu kami turun lagi. Duduk di dekat patung lelaki Sumeria sambil mengatur napas. Senja mulai datang dan udara tambah dingin. Kami memandang matahari yang mulai beringsut ke barat.

“Kenapa aku harus melihat patung lelaki Sumeria ini? Untuk memastikan saja bahwa patung ini masih ada dan kepalanya persis sama dengan di museum Amerika,” katanya setengah menggumam.

Lihat juga...