Silariang, Antara Cinta dan Adat yang Mengikat

Editor: Satmoko

Keberuntungan berpihak pada Yusuf dan Zulaikha karena di Rammang-Rammang, mereka berdua bertemu dengan tetangga yang sangat baik, yaitu Dira (Nurlela M. Ipa) dan Akbar (Fhail Firmansyah). Dibantu oleh Dira dan Akbar, Yusuf dan Zulaikha memulai kehidupan baru di sana, dengan pekerjaan bahkan nama baru yaitu Iqbal dan Suri.

Film ini mengajak kita untuk menyelami dan mempertanyakan arti cinta yang sebenarnya. Apa yang salah dari anak keturunan bangsawan dengan anak keturunan rakyat biasa yang saling cinta? Memang strata kedua orangtua mereka berbeda, yang saling cinta bukan orangtua, melainkan anaknya. Tapi untuk menikah memang tidak mudah karena tidak hanya menyatukan hati dua anak muda, tapi juga kedua orangtua mereka.

Ada sebuah adegan yang penuh isyarat makna ketika Paman dan Bibi Yusuf datang ke rumah Zulaikha. Mereka ditanyai maksud kedatangan, dan begitu baru sepatah menjawab, mereka malah langsung ditawari minum teh oleh Paman Zulaikha. Setelah diminum tehnya tawar. Selayang pandang, adegan ini menghentak, orang mau jawab kok malah disuruh minum, tapi sebenarnya adegan ini menyiratkan dalam budaya Makassar; tamu yang disuguhi minuman tawar pada dasarnya disuruh untuk pulang saja.

Sutaradara Wisnu dan produser Ichwan Persama berani mengangkat budaya Bugis Makassar dalam film ini yang dikemas dalam drama romantis. Keduanya pernah kerja bareng dalam film Miracle: Jatuh dari Surga (2015).

Indra penglihatan kita dimanjakan pemandangan alam yang sangat indah di tanah Rammang-Rammang. Hal ini menunjukkan kekayaan alam kita memang begitu sangat indah.

Alur cerita film ini yang skenarionya digarap Oka Aurora cukup apik. Konflik yang ditonjolkan di film ini juga kuat. Beberapa adegan bahkan ada yang begitu menyentuh perasaan. Dialog-dialognya yang banyak menggunakan bahasa dan dialek Makassar menjadi kekayaan film ini sarat adat budaya.

Lihat juga...