Silariang, Antara Cinta dan Adat yang Mengikat
Editor: Satmoko
Masalah cintanya dimulai dari ancaman dari Puang Rabiah yang diperankan aktris kawakan Dewi Irawan, terasa bagi Zulaikha memang seperti palu godam yang menghujam ke dasar ulu hatinya yang paling dalam. Ia tahu bahwa hubungannya dengan Yusuf yang telah terjalin selama bertahun-tahun tak akan bisa mendapatkan restu dari ibunya. Walau telah bercucuran air mata untuk meminta restu pada Puang Rabiah, sang bunda, Zulaikha tetap tidak mendapat restu untuk menikah dengan Yusuf.
Suatu hari, Pak Dirham (Muhary Wahyu Nurba), ayah Yusuf mengutus adiknya untuk memberitahukan niat baik dari keluarganya, tetap saja permintaan itu ditolak. Puang Ridwan (Sese Lawing) tampak pongah ketika menolak dengan halus keinginan dari mereka untuk mempersatukan kedua keluarga.
Betapa Yusuf kebingungan. Zulaikha juga mulai patah arang. Zulfi (Cipta Perdana), kakak Zulaikha, juga tak punya kuasa apa-apa untuk melawan titah ibunya. Maka jalan pintas ditempuh oleh Yusuf dan Zulaikha. Dan kali ini mereka tak hanya melawan keluarganya, namun sekaligus pula melawan adat yang terasa mengungkung mereka.
Yusuf mengajak Zulaikha untuk ‘silariang’ alias kawin lari ke tempat yang jauh dari rumah, ke sebuah daerah yang memiliki panorama alam sungguh sangat indah, Rammang-Rammang.
Berbagai usaha harus mereka tempuh untuk kawin lari, mulai dari naik angkot dan kemudian naik sampan. Mereka menikah, dan menetap di sana, tanpa harta dan tanpa keluarga. Begitulah kalau dua insan muda yang dimabuk cinta selalu menempuh jalan apapun yang penting mereka bisa tetap berdua.
Mendengar kenekadan mereka berdua, keluarga Zulaikha jelas saja murka. Puang Ridwan (Sese Lawing) yang merupakan paman Zulaikha, beserta anak buahnya dan kakak Zulaikha, Zulfi (Cipta Perdana) pergi mencari keduanya. Dan bukan main-main, nyawa Yusuf dan Zulaikha menjadi taruhannya.