Silariang, Antara Cinta dan Adat yang Mengikat

Editor: Satmoko

JAKARTA – Tema cinta tampaknya tak pernah habis diangkat dalam sebuah film. Ibarat air dari mata air yang terus-menerus mengalir. Begitu juga Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa tentu memiliki banyak adat budaya yang ceritanya tak pernah habis untuk digali ke dalam layar lebar. Antara cinta dan adat yang mengikat diramu dalam film ‘Silariang: Cinta yang (Tak) Direstui’.

Judul film ini ‘Silariang’, sebuah kata yang berasal dari suku Bugis – Makassar, yang berarti “kawin lari”, dan memang film ini mengisahkan perjalanan cinta dua insan muda yang ingin menikah tapi tidak direstui orang tua karena aturan adat yang mengikat.

Konon, ada alasan kenapa Makassar punya istilah sendiri untuk ‘kawin-lari’. Di sana masih ada tradisi adat yang mengikat; bahwa anak keturunan bangsawan tidak boleh menikah dengan anak keturunan rakyat biasa.

Film ini dimulai dari adegan romantis Yusuf (Bisma Karisma) dan Zulaikha (Andania Suri), dua insan muda yang sedang kasmaran dimabuk asmara. Dunia tampak seperti hanya milik mereka berdua. Awalnya Yusuf yang datang ke hotel bintang lima, dimana ia sudah mempersiapkan dengan sangat istimewa santap malam bersama Zulaikha.

Begitu datang, Yusuf mengecup ujung hidung Zulaikha dengan lembut, dan kemudian membimbing Zulaikha untuk duduk, betapa mesra dan romantisnya. Tapi keromantisan mereka tak lama karena Zulaikha harus buru-buru pulang karena mamaknya, ibunya, tidak tahu kalau ia bertemu dengan Yusuf.

Adegan film Silariang. Foto: Istimewa/Dok PH Indonesia Sinema Persada

Yusuf ingin membuktikan kesungguhan cintanya dengan melamar Zulaikha. Jelas Zulaikha senang dengan lamaran ini, namun ada satu hal yang mengganjal: ibunya tidak setuju, tapi demi cintanya pada Yusuf, ia bersedia menikah dengan Yusuf.

Lihat juga...