Susbidi Pertanian 2018 Diharap Lebih Tepat Sasaran

JAKARTA – Subsidi pertanian dengan beragam kendalanya, sebenarnya tidak hanya menjadi sorotan di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat.

Dalam suatu kesempatan, anggota DPR Amerika Serikat, Michael McCaul, pernah berkata, ‘petani dan peternak kami tidak pernah menghadapi banyak permasalahan, seperti yang dihadapi saat ini dengan kekeringan, kebakaran lahan, tingginya harga BBM, serta anggaran yang semakin ketat terkait subsidi pertanian.’

Di dalam negeri, subsidi juga kerap menjadi persoalan klasik sektor pertanian Nusantara, mulai dari penyaluran yang tersendat hingga distribusi yang kerap tidak kepada seluruh kalangan petani.

Tidak hanya itu, permasalahan subsidi pertanian nasional juga sedikit banyak dinilai terdampak oleh berbagai regulasi yang terdapat oleh lembaga tingkat internasional.

Sejumlah pihak, seperti Serikat Petani Indonesia (SPI) mengingatkan, bahwa langkah kebijakan pengurangan subsidi, seperti yang didorong oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dapat menurunkan produktivitas sektor pertanian nasional.

Sekretaris Umum DPP SPI, Agus Ruli Ardiansyahturan, mengatakan tentang pengurangan subsidi yang terus didorong negara maju telah berdampak pada menurunnya produktivitas pertanian dan perikanan akibat tingginya biaya produksi.

Hal tersebut, lanjutnya, juga ternyata mengakibatkan produk impor dapat masuk dengan mudah ke pasar domestik dan menimbulkan berkurangnya penyerapan produk lokal.

Catatan SPI menyebutkan, pada 1995 Indonesia mampu memenuhi konsumsi pasar domestik untuk produk bawang putih sebesar 95 persen dengan total produksi mencapai 279 ribu ton.

Lihat juga...