Petani Bangunrejo Tanam Padi Varietas Muncul Lahan Kering
Mempergunakan jarak tanam 40 sentimeter x 40 sentimeter, Sawabi mulai melakukan proses penanaman sejak pertengahan November di mana petani lain masih belum mengolah tanah sebelum musim hujan.
Proses penanaman November disebutnya menyesuaikan dengan pola musim hujan yang akan melimpah pada Desember. Pada musim tanam kali ini prediksi tersebut mundur bahkan sebagian petani baru melakukan pengolahan lahan sawah saat Januari.
Padi muncul lahan kering dengan umur bisa dipanen pada usia 120 hari sesuai prediksi diakuinya diprediksi akan bisa dipanen pada akhir Februari dengan hasil panen seperti sebelumnya sebanyak 2 ton.
Sang isteri, Ngatirah (59) yang ikut membantu sang suami mengelola lahan sawah dengan tanaman padi varietas muncul mengaku meski menanam pada lahan kering, ia berharap saluran irigasi yang melewati lahan sawah miliknya diperlebar.
Saluran irigasi alam yang berada di areal sawahnya dan mengalir ke lahan persawahan warga lain disebutnya masih cukup sempit sehingga saat terjadi puncak musim hujan dikuatirkan air akan meluap.
“Kita memang menanam padi lahan kering. Namun jika hujan tiba saluran irigasi dengan gorong gorong berukuran kecil membuat air kerap meluap ke lahan kami,” tutur Ngatirah.
Penanaman padi lahan kering jenis muncul membuat Ngatirah juga lebih mudah melakukan penyiangan rumput yang disebutnya bisa dibersihkan seperti membersihkan gulma pada tanaman jagung tanpa menggunakan herbisida.
Rumput gulma tersebut sekaligus menjadi bahan makanan bagi ternak sebanyak 8 ekor sapi miliknya sekaligus ditambah tanaman rumput gajah yang ditanam di tanggul saluran irigasi.