Naiknya Harga Cabai Rawit, Untungkan Petani di Lamsel
LAMPUNG—Kenaikan harga cabai sejak dua pekan terakhir di sejumlah pasar tradisional di Lampung Selatan, memberikan keuntungan bagi para petani cabai.
Suarti (30), petani pekebun di Dusun Kayu Tabu, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, menyebut cabai rawit yang sebelumnya dijual seharga Rp23.000 per kilogram, maksimal hingga Rp25.000 per kilogram, namun sejak dua pekan terakhir naik sebesar Rp6.000 per kilogram.
Harga cabai merah dengan harga Rp31.000 per kilogram di sejumlah pasar tradisional, disebutnya membuat petani pekebun seperti dirinya bisa memperoleh tambahan penghasilan dari menanam cabai rawit di sela tanaman pisang dan kakao.
“Harga di pasaran memang tinggi, sehingga para pengepul membeli cabai dari kami juga sudah dengan harga tinggi, menguntungkan bagi penanam cabai seperti kami yang mengandalkan hasil pertanian,” terang Suarti, Senin (8/1/2017).
Panen cabai rawit dengan sistem pemilahan pada setiap rumpun cabai membuatnya bisa memanen setiap pekan sebanyak 10 kilogram, yang dibeli oleh pengepul seharga Rp26.000 per kilogram, sehingga di pasar tradisional dijual dengan harga berkisar Rp30.000 hingga Rp31.000 per kilogram. Harga cabai rawit yang cukup tinggi tersebut, menurutnya, disebabkan curah hujan yang masih tinggi di wilayah tersebut, yang membuat stok cabai jenis merah mulai berkurang.
Ia juga menyebut, para petani penanam cabai rawit berharap harga bisa kembali bertengger pada angka Rp40.000, bahkan hingga Rp50.000 per kilogram, sehingga bisa memberi keuntungan bagi pemilik kebun seperti dirinya. Jenis cabai rawit hijau yang ditanamnya, selain kerap dibeli oleh pengepul juga banyak dipesan oleh pemilik usaha kuliner pecel lele dan ayam goreng di sepanjang Jalan Lintas Sumatera.