Kendala Cuaca, Hambat Pendapatan Usaha Kopi
LAMPUNG – Kondisi cuaca didominasi hujan dan mendung berimbas pada sektor usaha pembuatan kopi bubuk secara tradisional. Salah satunya yang dimiliki oleh Tri Budianto (52) warga Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan.
Budi, sapaan akrabnya menyebut, dalam kondisi cuaca panas proses penjemuran biji kopi yang berasal dari kebun miliknya di lereng Gunung Rajabasa dan dibeli dari sejumlah petani dilakukan menggunakan sinar matahari. Selain menghemat biaya, pengeringan menggunakan matahari disebutnya mempengaruhi kualitas rasa kopi.
Menggunakan teknik penjemuran secara konvensional melalui sinar matahari juga kerap terkendala perubahan cuaca berimbas pada kualitas kopi. Terlebih saat hujan datang tiba-tiba membuat kopi berjamur dan lembab.
Mengatasi kendala tersebut Budi memutuskan untuk membeli alat pemanas yang terkoneksi dengan alat penyangrai sehingga ia bisa mengatasi kendala cuaca yang berdampak pada penurunan produksi kopi bubuk.
“Bagi pemilik usaha kopi bubuk secara tradisional seperti kami, kendala utama adalah cuaca karena saat hujan kopi memiliki kadar air tinggi. Kondisi tersebut harus disiasati dengan menggunakan alat yang tepat untuk pemanasan,” terang Tri Budianto, pemilik usaha pembuatan kopi bubuk khas Lampung saat ditemui Cendana News, Selasa (16/1/2018).
Selain mempergunakan teknik mesin bertenaga listrik untuk penjemuran kopi yang telah dibeli dari petani dalam bentuk biji kopi, ia juga mulai membuat teknik ruang penyimpan biji kopi kering yang belum disortir mempergunakan listrik tenaga surya (solar cell).
Kopi jenis Robusta hasil perkebunan di lereng Gunung Rajabasa disebutnya memiliki cita rasa khas sehingga menjadi peluang bagi sejumlah usaha kecil rumahan yang memanfaatkan potensi lokal perkebunan setempat.