22 Tahun Damandiri, Terus Berjuang Entaskan Kemiskinan
Editor: Koko Triarko
Menurut Subiakto pula, komitmen Yayasan Damandiri adalah terus mendorong kelompok Posdaya mendirikan koperasi. Koperasi itulah yang akhirnya menyalurkan dana bantuan kepada usaha kecil dengan nama program Kredit Tabur Puja. Masing-masing keluarga maksimum mendapatkan modal Rp2 juta, tanpa adanya agunan. Sebab kendala keluarga miskin adalah dalam hal agunan. Masalah ini pada umumnya tidak tersentuh atau tak mendapatkan solusi oleh lembaga keuangan lain, misalnya saja bank.
“Menurut data Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, yang tersentuh hanya 20 persen, 80 persen tidak tersentuh. Justru lembaga nonformal seperti rentenir atau lintah darat yang menjangkau atau menyentuh mereka. Di situlah kita masuk dengan program Tabur Puja. Pemerintah belum mempunyai atau memiliki program yang sudah kita jalankan. Tujuannya untuk mengikis para rentenir yang mencekik keluarga miskin tersebut,” jelas Subiakto Tjakrawerdaya, belum lama ini.
Di tahun 2017, Yayasan Damandiri pun mencanangkan suatu program baru, yakni Desa Mandiri Lestari (DML). Orientasi Yayasan Damandiri tetap menjadikan keluarga miskin sejahtera dan mandiri. Atas sasaran inilah, Yayasan Damandiri melakukan pendekatan alternatif, yakni pendekatan ke desa-desa yang cakupan keluarga miskinnya bisa mencapai ribuan. Diharapkan, kehidupan mereka menjadi lebih layak secara ekonomi, mereka menjadi sejahtera dan mandiri.
Dalam menghadapi persaingan global, tentu satu desa saja tidak cukup. Maka dari itulah Yayasan Damandiri berharap, banyak desa diupayakan siap untuk menghadapi persaingan global.
“Dulu ada namanya Wilayah Usaha Desa (Wilud) seluas 1000 hektar. Dengan berkembangnya KUD dan Desa Mandiri Lestari, arahnya juga ke sana. Konsep yang sudah ada kita kembangkan, kembali dengan tujuan menjadikan keluarga miskin sejahtera dan mandiri,” tegas Subiakto.