22 Tahun Damandiri, Terus Berjuang Entaskan Kemiskinan
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Era 2018 adalah momentum penting bagi Yayasan Damandiri. Di tahun 2018 pula, Yayasan Damandiri menginjak usia ke 22. Usia yang cukup matang bagi sebuah organisasi untuk senantiasa mengembangkan diri.
Menurut Ketua Yayasan Damandiri, Subiakto Tjakrawerdaya, perayaan hari ulang tahun Yayasan Damandiri yang ke 22 merupakan salah satu penanda perjalanan yang sudah cukup panjang. Sejauh ini, Yayasan Damandiri telah memperkenalkan program yang sebenarnya masih merupakan kesinambungan dari program-program lama, sejak Yayasan Damandiri didirikan oleh Presiden Soeharto. Program tersebut sejalan dengan visi, misi, atau tujuan dari Yayasan Damandiri untuk selalu membantu masyarakat atau membantu keluarga-keluarga prasejahtera (keluarga miskin) agar bisa sejahtera dan mandiri.
Kilas balik, bantuan pertama yang diberikan Yayasan Damandiri pada awal aktivitas kepada keluarga miskin pertama, yaitu memberikan bantuan kredit dengan sistem tabungan. Bentuknya menabung Rp2000, misalnya, bisa meminjam Rp20.000. Pada tahun 1996, dinamakan Kukesra dengan nama program Takesra.
Memasuki masa krisis ekonomi, sumber dana untuk bantuan masyarakat miskin dihentikan kemudian Yayasan Damandiri mengubah pola atau program tersebut.
Pada masa krisis, dana yang ada dan tertinggal di masyarakat kurang lebih 40 persen tidak kembali. Hal itu dikarenakan dana tersebut memang ada pada keluarga miskin. Meski begitu, Yayasan Damandiri tetap eksis dengan menggunakan program yang tetap memberikan permodalan kepada usaha-usaha kecil mikro melalui kelompok Posdaya. Ini dilakukan dengan terus mencoba mendekati keluarga miskin untuk dapat mengakses sumber permodalan.