Soekarno Jatuh karena PKI, Soeharto Jatuh karena Reformasi

Ketika Presiden Soeharto turun tahta, Sultan HB X mengatakan, ”Naga sing ditinggal karo dewane (maknanya, yaitu seorang pemberani dan kuat yang hilang kesaktian dan pewahyuannya).”

Soekarno Jatuh Karena PKI

Pada akhir masa kepemimpinannya, Soekarno jatuh karena Kudeta PKI. Saat itu, Soekarno bermasalah dengan bangsa Indonesia, karena membuka peluang bagi PKI untuk membangun kekuatan politik dan mendominasi kegiatan politik Soekarno. Ada kebijaksanaan yang kurang tepat, saat Presiden Soekarno menjabat Presiden pada tahun 1964 hingga 1965. Saat itu, Soekarno malah menetapkan hari lahir Pancasila pada 1 Juni 1945, lalu malah memberlakukan program Politik Nasakom bagi Bangsa Indonesia. Sebuah politik yang berusaha untuk menjadikan politik Indonesia menjadi bagian dari Komunisme Internasional.

Berdasarkan analisa fakta dan perilaku Soekarno setelah peristiwa G 30 S/PKI tahun 1965, membuktikan bahwa Soekarno merupakan bagian dan pendukung komunisme pada masa itu. Kenapa PKI yang membuat Soekarno Jatuh? Karena perilaku PKI-lah yang membuat popularitas Soekarno menurun di mata bangsa Indonesia. Dengan mendukung PKI, perilaku Soekarno justru dinilai ingkar terhadap perjuangan bangsa Indonesia, ingkar terhadap Nasionalisme Indonesia, bahkan ingkar terhadap ideologi Pancasila yang diciptakan oleh Soekarno sendiri.

Soekarno sebenarnya sangat sadar dengan apa yang telah diperbuatnya melalui kegiatan Nasakom. Politik Nasakom bukanlah mengembangkan perbedaan, melainkan justru meniadakan perbedaan. Buktinya, kelompok politik yang berbasis pada agama, lalu tidak mau bekerjasama mendukung sikap PKI, malah digencet habis oleh Soekarno. Bahkan, Partai Nasionalis Indonesia (PNI) malah dipisahkan menjadi dua. Kelompok yang tidak mendukung komunis disingkirkan oleh Soekarno. PNI yang mendukung komunisme malah diberi kedudukan. Begitu juga dengan kelompok politik berbasis agama yang setuju dengan perilaku PKI, malah diberi keleluasaan oleh Soekarno.

Lihat juga...