KAMPALA – Militer Uganda mengerahkan dokter medisnya untuk memberikan pelayanan di rumah sakit publik. Upaya tersebut menjadi pilihan untuk mengatasi persoalan akibat pemogokan oleh dokter sipil yang telah memasuki pekan kedua di negara tersebut.
Aksi mogok yang sudah berlangsung selama dua minggu tersebut mengakibatkan kemacetan sistem kesehatan masyarakat. Hal tersebut sangat berdampak pada pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Para dokter menuntut kenaikan gaji dan peningkatan kondisi kerja.
Juru Bicara Militer Uganda Richard Karemire mengatakan, bahwa Presiden Uganda Yoweri Museveni telah memerintahkan militer agar bertindak dan menyediakan layanan darurat. “Para dokter militer sejak dulu selalu mendukung dalam penyediaan layanan kepada warga sipil. Sekali ini mereka meningkatkan pengiriman pandangan yang sama mengenai pemogokan,” kata Karemire, Jumat (17/11/2017).
Pengerahan dokter militer tersebut dilakukan setelah pembicaraan antara sub-komite Kabinet dan para dokter yang bernaung di bawah organisasi payung mereka Perhimpunan Medis Uganda (UMA) membentur kebuntuan.
“Saya memberitahu presiden bahwa saya memerlukan dukungan. Ia memberi wewenang bagi permintaan untuk mengerahkan dokter militer menangani pasien,” kata Menteri Kesehatan Rutch Aceng.
Presiden UMA Ekwaro Obuku mengatakan, bahwa instruksi untuk mengerahkan dokter militer itu adalah strategi jangka-pendek. “Strategi itu bersifat mengalihkan dan tak berkesinambungan. Pemerintah perlu menangani masalah ini dan keprihatinan yang kami sampaikan. Dokter militer akan gagal ketika mereka kekurangan keperluan dasar, perlengkapan, alat medis dan obat,” kata Obuku.