Peperahan, Tradisi Bersyukur Warga Sumur Kumbang

“Semua warga yang beragam suku Jawa, Sunda, Lampung berkumpul bersama dan makan bersama dengan menu serupa menggunakan alas daun tanpa ada perbedaan sekaligus memperlihatkan kehidupan kami yang rukun dan damai di wilayah pegunungan ini,” terang Mahyudin.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Lampung Selatan, Erlan Murdiantono, mewakili Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan mengungkapkan, tradisi Peperahan merupakan sebuah aktifitas yang positif sebagai sebuah budaya yang harus dilestarikan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi yang diperoleh selama setahun terakhir. Ia juga mengapresiasi pemerintah desa dan kecamatan yang dihadiri oleh camat Kalianda Erdiansyah yang ikut mendukung tradisi tersebut bisa terselenggara sebagai kearifan lokal masyarakat Desa Sumur Kumbang.

Pelestarian tradisi tersebut, diakui Erlan Murdiantono, sekaligus sebagai pendukung ekonomi kemasyarakatan dalam upaya membangun Lampung Selatan yang lebih baik. Terutama saat ini kabupaten di ujung Selatan Sumatera tersebut pada bulan bulan November akan merayakan ulang tahun ke-61. Ia juga berharap masyarakat bisa mendukung program pemerintah dengan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat termasuk melakukan pembangunan di berbagai bidang.

Mahyudin, salah satu tokoh masyarakat di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Lampung Selatan. [Foto: Henk Widi]
Pantauan Cendana News, ribuan orang berkumpul dengan menghadapi piring yang sudah diberi hidangan opor ayam, sop daging, tempe bacem, daging kambing serta berbagai lauk dan nasi di atas daun pisang. Terlihat secara bersama menyantap hidangan setelah didoakan sekaligus adanya sambutan dari panitia peperahan atau ruwat bumi tersebut. Kondisi cuaca yang panas membuat sebagian masyarakat menggunakan payung saat makan bersama. Baik ketika di halaman masjid maupun sebagian di sepanjang jalan desa dengan alas daun pisang.

Lihat juga...