Alat Transportasi Tradisional Tetap Lestari di Tengah Gerusan Zaman

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Rusmini bersama suami, Harsono perlahan lahan menghardik dua ekor sapi jantan di bagian depan. Rusmini naik pada gerobak sapi dari kayu dengan ban bekas mobil. Dua ekor sapi betina yang ditambatkan dengan tambang mengikuti dari belakang usai bekerja di kebun sayur.

Warga Kelurahan Way Kandis, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung itu mengaku masih mempertahankan gerobak sapi meski sudah memiliki sepeda motor. Meski modernisasi ikut mengubah kebutuhan transportasi publik dan menggeser penggunaan alat tradisional, namun gerobak, delman, perahu dayung tetap bisa ditemui.

“Sejak kecil sapi dilatih sebagai penarik beban dengan roda, dibuat penopang memakai kayu yang dihaluskan dengan karet serta busa agar leher sapi nyaman saat menarik gerobak,” terang Rusmini saat ditemui Cendana News, Minggu (8/8/2021).

Rusmini bilang warga di pinggiran kota Bandar Lampung melestarikan alat transportasi tradisional untuk menjaga tradisi. Sebagai petani relasi erat antara sapi penarik dengan pedati yang kerap diberi atap menjadi ikatan tak terpisahkan. Jenis sapi peranakan ongole dengan punuk pada bagian punggung yang tebal memiliki tenaga yang prima. Meski sebagai penarik gerobak, sapi tetap dirawat dengan baik.

Memakai sapi untuk alat transportasi, pengangkut barang sebut Rusmini dilakukan mempermudah pekerjaan. Sapi yang digunakan telah berusia lebih dari enam tahun, terlatih dan sehat. Ia dan sang suami bahkan merawat sapi sapi tersebut dengan baik. Jenis sapi yang digunakan untuk menarik gerobak tidak akan dijual. Ia bahkan mempertahankan sapi saat sudah tua, tidak bertenaga.

“Proses melatih yang lama membuat sapi untuk penarik gerobak tetap dijaga, dirawat bahkan saat sakit dipanggilkan dokter hewan,” bebernya.

Lihat juga...