Peperahan, Tradisi Bersyukur Warga Sumur Kumbang

LAMPUNG – Ratusan warga Desa Sumur Kumbang, undangan dari berbagai wilayah, perwakilan pemerintah daerah tumpah ruah di halaman masjid Al Ikhlas desa setempat. Sebagian di sepanjang jalan desa untuk menggelar tradisi yang dikenal dengan nama peperahan (ruwat bumi).

Mahyudin (50) selaku salah satu tokoh yang dituakan di Desa Sumur Kumbang menyebut, peperahan memiliki makna makan bersama melibatkan masyarakat di tempat yang telah disepakati dengan menu makanan disiapkan oleh para kaum wanita dan laki-laki secara gotong royong.

Peperahan, lanjut Mahyudin, merupakan ungkapan syukur setiap tahun yang menjadi aktifitas kebersamaan seluruh masyarakat diantaranya kaum laki-laki menyiapkan berbagai persiapan berupa daun untuk makan bersama, memotong hewan untuk dimasak, menyiapkan lokasi peperahan sementara kaum wanita melakukan proses memasak nasi, lauk pauk serta penyiapan bahan makanan untuk disajikan.

Warga dari berbagai kalangan antusias menikmati hidangan makanan dalam tradisi peperahan. [Foto: Henk Widi]
“Jika melihat sejarahnya, sudah sejak kakek nenek kami kegiatan peperahan ini sudah dilakukan sejak dahulu di desa yang berada di lereng Gunung Rajabasa ini dengan tujuan utama bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemberi berkah bumi berupa hasil pertanian, perkebunan, dan sumber kehidupan bagi kami. Diwujudkan dengan makan bersama,” terang Mahyudin, selaku salah satu tokoh masyarakat yang dituakan di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda saat dikonfirmasi Cendana News di sela-sela tradisi Peperahan yang berlangsung Jumat (10/11/2017).

Lihat juga...