Lado, Mahkota Lambang Penghormatan Tamu
“Makanya, selendang dikenakan di bahu sebagai simbol pada bahu itu diletakkan tanggung jawab, sama seperti pangkat dalam militer dan selendangnya ukurannya pun lebih panjang untuk menunjukkan kewibawaan para pemimpin,” jelasnya.
Disaksikan Cendana News, saat pembacaan sumpah janji saat pengukuhan, semua anggota lembaga pemangku adat memegang Wurun Bloon Damar Gahar (obor panjang sulunya tinggi) di tangan sebagai lambang pembawa terang, menerangi jalan di mana ketika seseorang itu berada di jalan dia harus menjadi penerang dan tidak ada kegelapan selama mengemban jabatan yang dipercayakan.
“Wurun Bloon Damar Gahar adalah semacam obor yang terbuat dari kayu yang bagian ujungnya diletakkan damar jarak dan kemiri yang ditumbuk halus dan dibalut dengan kapas sebagai bahan bakar,” ungkapnya.
Wakil Bupati Sikka, Drs. Paolus Nong Susar, ditemui saat upacara mengatakan, lembaga pemangku adat yang dibentuk sangat membantu pemerintah, di mana lembaga ini akan berperan mengatur tatanan kehidupan masyarakat sesuai aturan adat yang berlaku.
Nong Susar juga sangat mengapresiasi ritual adat pengukuhan yang dilakukan, di mana semuanya dibawakan dalam bahasa Sikka, bahkan petuah-petuah yang disampaikan merupakan bahasa adat yang sarat pesan dan memiliki makna yang mendalam.

“Pemerintah sangat mengapresiasi terbentuknya lembaga pemangku adat ini dan ritual yang dilakukan saat pengukuhan dilakukan sesuai adat yang berlaku dengan menyertakan simbol-simbol seperti penggunaan Lado yang bermakna penghormatan,” ungkapnya.