Produksi Jagung Penengahan Turun, Petani Perlu Mitra
Dengan kepedulian kepada petani maka sosialisasi dan temu petani bisa memberikan edukasi,pengendalian hama serta pola tanam yang benar untuk memperoleh hasil maksimal. Perlakuan yang tepat semenjak bibit hingga sebelum panen dari usia 10 hari hingga 30 hari perlu dilakukan menghindari gangguan gulma dan hama termasuk jamur.
Ia menyebut satu hektare lahan jagung rata rata normal menghasilkan sekitar 5-6 ton per hektare dengan adanya serangan hama bisa mengurangi produksi hingga 1,6 ton per hektare sehingga sebagai produsen obat jenis herbisida dan fungisida Eko Setiawan menyebut perusahaan memiliki tanggungjawab moral mendampingi petani.
“Kita lakukan pendampingan petani termasuk penerapan tekhnologi dengan memberikan edukasi pola tanam yang benar, penanganan hama sehingga tidak melulu mencari keuntungan bisnis,” cetus Eko Setiawan.
Sosialisasi,edukasi berupa sekolah lapangan tanaman jagung bahkan sebelumnya telah dilakukan di Kabupaten Lampung Timur diikuti sekitar 700 petani dan di Lamsel sebanyak ratusan petani dari Kecamatan Ketapang, Penengahan, Bakauheni dilibatkan.
Tujuan utama sosialisasi, edukasi dan diskusi tersebut diakuinya bisa memberikan petani jagung hasil yang maksimal dengan rata rata produksi 5-6 ton per hektare didukung penanganan yang benar dan pihaknya tetap bekerjasama dengan produsen benih dan penjual (trader) serta pembeli (buyer) jagung yang dipergunakan sebagai sumber pakan ternak unggas serta kebutuhan lain.
“Tujuan utama kita memberi pendampingan kepada petani jagung yang utama adalah meningkatkan kesejahteraan petani jagung,” tutup Eko Setiawan.
