Produksi Jagung Penengahan Turun, Petani Perlu Mitra

LAMPUNG — Hasil produksi tanaman jagung yang menurun pada masa panen bulan September hingga Oktober di wilayah Penengahan mendorong Pemerintah Kecamatan Penengahan menekankan pentingnya kerjasama antara petani, produsen benih, produsen obat anti hama serta dinas terkait.

Camat Kecamatan Penengahan, Drs. Koharudin menyebut produksi jagung di sentra tanaman jagung khususnya Penengahan mengalami penurunan hasil pada masa panen pada semester kedua ini. Penurunan itu dampak dari faktor cuaca,hama dan faktor bibit yang dibeli oleh petani di beberapa toko penjualan bibit.

Koharudin menegaskan wilayah Penengahan sebagai sentra produksi jagung diharapkannya bukan hanya menjadi pangsa pasar bagi produsen benih, obat obatan, pupuk hingga alat alat pertanian dengan menjadikan petani sebagai konsumen melainkan ikut memberikan pendampingan berkelanjutan kepada petani jagung. Beberapa petani jagung yang mengalami kegagalan panen selain faktor cuaca dan hama yang menyerang diakuinya salah satu faktornya akibat kurang sinergi antara perusahaan dan petani serta pihak terkait.

“Perusahaan produsen benih jagung,obat obatan dan alat pertanian setidaknya memberikan sosialisasi,pendampingan lapangan terkait persoalan yang dihadapi petani sehingga petani jagung memperoleh hasil maksimal sehingga perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan dari aspek bisnis,” tegas Camat Kecamatan Penengahan dalam sosialisasi, edukasi dan temu petani Corn Bayern Expo di Desa Klaten Kecamatan Penengahan Lamsel, Selasa (10/10/2017)

Ia bahkan berharap dengan adanya sosialisasi,edukasi dan diskusi serta temu petani jagung dengan peserta ratusan petani dari berbagai kelompok tani , kelompok wanita tani tersebut bisa menjadi ajang penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi petani jagung. Pertemuan tersebut sekaligus menjadi evaluasi bagi petani jagung mengatasi kendala kendala selama menanam jagung sehingga bisa lebih meningkatkan produksi padi pada tahun mendatang.

Lihat juga...