Pemasaran Langsung, Kunci Sukses Bisnis Makanan Tradisional Singkong

Ia menyebut, sebagai usaha kecil omzet yang diperoleh tidak selalu bisa dipastikan bahkan semakin rajin ia berkeliling semakin banyak makanan olahan dari singkong bisa dijualnya. Setiap pekan ia memastikan bisa mengantongi penghasilan ratusan ribu dan terus diputar sebagai modal pengolahan serta bahan baku agar usaha yang ditekuninya bisa berjalan.

“Selain berjualan di rumah dan isteri di pasar saya keliling sehingga tingkat terjualnya barang semakin tinggi. Terbukti lima tahun saya masih dikenal sebagai penjual opak hingga ke berbagai kecamatan sejak bujang hingga menikah,” tegas Supriadi.

Kusno (60) sebagai salah satu konsumen yang kerap membeli tiwul menyebut, dirinya yang asal Blora Jawa Tengah mengaku sulit memperoleh makanan tradisional dengan bahan baku singkong di pasar. Meski ada namun menurut Kusno kerinduan akan daerah asal dan masa sulit saat makan singkong terobati dengan tiwul dan gaplek yang dijual Supriadi.

“Beberapa tahun ini saya mulai kenal mas Supri Opak karena banyak menjual opak dan makanan jenis lain dari singkong karena penjual lain kadang tidak lengkap,” tutur Kusno.

Selain wilayah Penengahan sudah tidak banyak petani menanam singkong, semakin sedikit pula masyarakat yang memproduksi singkong dan menjadikan singkong sebagai usaha rumahan yang bisa menjadi pendapatan keluarga. Melalui Supriadi yang tekun berjualan langsung dari pintu ke pintu, ia menyebut, pelestarian makanan tradisional dari singkong termasuk menjadi usaha rumahan yang masih bisa terus dipertahankan.

Berbagai jenis hasil olahan singkong berupa oyek, kerupuk pelangi, tiwul, gaplek dan makanan olahan dari singkong lainnya dijual oleh Supriadi. [Foto: Henk Widi]
Lihat juga...