Penjualan Tapai Singkong di Lamsel Meningkat Saat Ramadan
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Makanan dan minuman olahan untuk berbuka puasa atau takjil, kerap dibuat menggunakan berbagai bahan, salah satunya tape atau tapai. Hal demikian pun mendorong peningkatan permintaan produk olahan tapai di Lampung Selatan.
Sukiman, produsen dan pedagang tapai singkong, mengaku menggunakan jenis singkong roti. Saat Ramadan, permintaan tapai singkong meningkat.
Warga Desa Kalirejo, Kecamatan Palas, Lampung Selatan itu mengaku dalam sehari mampu menjual sekitar 50 kilogram tapai singkong. Jenis tapai singkong roti memiliki warna khas putih dan kuning. Melalui proses fermentasi memakai ragi, tapai yang manis dijual keliling ke sejumlah desa. Peminat dominan ibu rumah tangga dan pedagang menu berbuka puasa atau takjil.

“Peningkatan permintaan mencapai 10 hingga 20 kilogram dibanding kondisi normal. Peningkatan permintaan tapai dipengaruhi pembuatan kue berbahan tapai. Tapai singkong bisa dibuat menjadi roti bolu, gorengan hingga minuman es campur,” terang Sukiman saat ditemui Cendana News, Sabtu (24/4/2021).
Sukiman menjual tapai seharga Rp10.000 per kilogram. “Tapai singkong menjadi produk turunan dari bahan singkong roti yang difermentasi selama dua hari, sudah lezat disantap langsung. Namun kerap dikreasikan menjadi makanan dan minuman olahan dengan campuran bahan lain.
Sukiman menyebut, setiap hari ia berkeliling ke sejumlah desa menjajakan tapai singkong. Selama Ramadan, tapai singkong roti dominan banyak diminta pedagang takjil. Permintaan yang tinggi mendorong sang istri melakukan produksi lebih banyak. Meski dijual per kilogram Rp10.000, sejumlah konsumen kerap membeli sesuai kebutuhan mulai Rp5.000 hingga Rp8.000 per bungkus.