Wayan: TMII Cermin 4 Pilar Ide Cemerlang Ibu Tien

Pilar ketiga, religi. Tergambar banyaknya tempat ibadah di TMII yang mencerminkan teloransi beragama. Tempat ibadah itu tersaji di areal depan TMII, di antaranya Masjid, Gereja, Wihara, Pura, dan Klenteng.

“Ide Ibu Tien membangun rumah ibadah itu menggambarkan, bahwa kita bisa bertoleransi dengan agama lain. Karena agama itu pemersatu wujudkan kedamaian. Konsep bhinneka tunggal ika itu cerminan agama. Jadi, menurut saya, ide Ibu Tien itu sangat cemerlang,”  kata Wayan.

Pilar keempat, adalah didirikan museum-museum di TMII. Di antaranya, Museum Indonesia, Asmat, Iptek, Transportasi, Listrik, Purna Pertiwi, dan lainnya. Wayan pun mengatakan, setidaknya ada 17 museum di TMII.

“Ini menandakan sebagai bangsa itu tidak boleh lupa dengan sejarahnya. Filosofinya ibarat pohon,  kalau pohon itu lupa dengan akarnya, dia akan cepat tumbang. Tapi, kalau akarnya kuat, otomatis batangnya juga kuat, daunnya lebat dan buahnya pun banyak,” ujarnya.

Sejak 1978, Wayan sudah bekerja di Anjungan Bali. Dirinya mengaku sering bertemu dengan ibu Tien dan Pak Harto, tidak saja saat keduanya berkunjung ke anjungan Bali, tapi juga saat lari pagi di area TMII. Kebetulan, kata Wayan, Ibu Tien saat itu suka tinggal di Puri TMII.

“Saya sering bertemu Ibu Tien dan Pak Harto, saat lari pagi. Ibu Tien itu bermasyarakat ramah banget, kalau ketemu selalu terseyum. Saat perayaan Agustusan di TMII, Ibu Tien dan Pak Harto turun dari podium, dekati saya dan menyalami tangan saya. Saya senang dan bangga sekali,” kata Wayan.

Lihat juga...