Pande Golok Rajabasa Raup Omzet Jutaan Rupiah

“Proses penyepuhan biasanya dikerjakan sejak pagi hingga malam dan pelanggan sebagian ada yang menunggu untuk segera dipakai tapi ada yang mengambil sepuhan sore atau keesokan harinya,” beber Idrus.

Selain penyepuhan,besarnya omzet sebagai pemilik usaha kecil pande golok dirinya juga dibantu sang anak dan isteri membuat beberapa benda lain berupa singkal atau mata bajak,pahat kayu, paju pembelah kayu, belencong penggali tanah, bangkol atau selumbat kelapa,pisau sengget kelapa hingga gagang dan rangka.

Berbeda dengan biaya penyepuhan sebesar Rp20 ribu untuk pembuatan gagang berbahan kayu ia membanderol upah sebesar Rp30 ribu per buah karena pengerjaan yang rumit, sementara pembuatan berbagai jenis golok bisa mencapai Rp150 ribu bahkan lebih tergantung kerumitan pembuatan.

“Kalau pembuatan gagang rata rata gagang golok dibuat juga oleh anak sehingga bisa membuat dalam jumlah banyak,” ujar Idrus.

Dikurangi penggunaan bahan bakar berupa arang batok kelapa yang dibelinya dengan sistem karungan seharga Rp35ribu dan bisa dipergunakan sepekan serta biaya biaya lain termasuk listrik prabayar,sewa rumah dan kebutuhan sehari hari Idrus mengaku masih bisa menyisihkan uang jutaan rupiah dari usaha pande golok miliknya. Tanpa adanya persaingan akibat tidak banyaknya warga yang memiliki keahlian sejenis dirinya tidak serta merta menaikan harga jasa pembuatan berbagai alat pertanian dari besi.

Ia bahkan menyebut usaha pande besi atau golok merupakan sebuah usaha memfasilitasi pekerjaan lain atau sumber mata pencaharian lain di antaranya tukang kopra kelapa, jagal sapi, buruh tani dan berbagai pekerjaan lain sehingga dirinya mematok harga yang wajar. Ia bahkan mengaku menyepuh golok tersebut wajar senilai Rp20 ribu sama dengan harga satu kilogram kakao seharga Rp22ribu di wilayah tersebut.

Lihat juga...