Pande Golok Rajabasa Raup Omzet Jutaan Rupiah

“Saya selalu memberikan garansi selama satu tahun jika golok atau alat alat lain buatan saya cepat rusak bisa dibawa kembali ke sini untuk saya perbaiki gratis tapi sebagian justru puas dan meski kembali bukan karena kecewa tapi membawa konsumen lain,” bebernya.
Keahlian membuat berbagai alat pertanian bahkan mendorongnya memenuhi permintaan pasar bekerjasama dengan sang adik yang berjualan di pasar inpres Kalianda. Saat belum ada pesanan dari konsumen langsung dirinya juga kerap melakukan proses pembuatan gagang golok, pisau, rangka golok terbuat dari kayu jati, jambu, merbau serta kayu keras lain yang akan dipergunakan sebagai pelengkap pisau atau golok.
Berbagai alat pertanian yang dibuat untuk dijual kembali di pasar oleh laki laki yang memiliki dua orang anak tersebut diantaranya pisau, golok,sabit dan berbagai alat pertanian yang akan diambil sepekan sekali untuk dijual di Pasar Inpres Kalianda. Permintaan akan pembuatan golok serta penyepuhan mulai meningkat rata rata menjelang masa panen kopi,padi,kelapa serta menjelang Hari Raya Idul Adha untuk pemotongan daging.
Pesanan penyepuhan golok,pisau bahkan diakuinya menjadi pekerjaan rutin baginya setiap hari dengan permintaan rata rata 20 hingga 30 barang perhari umumnya berupa pisau dan golok oleh petani dari berbagai wilayah di antaranya seputaran Kecamatan Rajabasa hingga luar kecamatan dari Sidomulyo, Penengahan, Ketapang hingga Bakauheni.
Biaya penyepuhan hanya Rp20 ribu membuat para petani dan jagal kerap datang kepadanya sehingga dalam sepekan dengan rata rata sehari melayani 20 konsumen dirinya bisa mendapatkan penghasilan lebih dari Rp2 juta.