Indonesia Menuju Sepuluh Ribu Tenaga Ahli Keamanan Siber

BADUNG – Untuk mengantisipasi serangan siber yang terus meningkat, Indonesia butuh menyiapkan setidaknya 10 ribu tenaga ahli di bidang keamanan siber.

“Tidak bisa ditunda lagi, kita segera menuju ke sana. Keamanan siber adalah prioritas ketiga dalam upaya bela negara setelah ancaman radikalisme plus terorisme dan narkoba,” kata Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Kementerian Pertahanan RI, Mayjend. TNI Hartind Asrin, sesaat setelah membuka acara kompetisi Hacker nasional Cyber Jawara di Padma Resort Legian Bali, Selasa (26/9/2017).

Menurut Hartind Asrin, mewujudkan 10 ribu tenaga ahli keamanan siber sangat mungkin dicapai dengan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada.

“Kompetisi Hacker Nasional Cyber Jawara adalah salah satu cara untuk menemukan potensi-potensi yang dimiliki generasi muda Indonesia. Kami sendiri di Kemenhan juga fokus menyiapkan tim menghadapi ancaman siber,” ungkap Jendral TNI berbintang dua ini.

Sementara itu, menurut perkiraan para pakar di dunia, setidaknya dibutuhkan satu juta ahli di bidang keamanan siber untuk menghadapi serangan dan tindakan kejahatan di dunia maya.

“Di Indonesia sendiri mungkin jumlahnya baru ratusan atau paling optimis sekitar seribuan mereka yang telah memiliki sertifikasi internasional di keamanan siber. Masih perlu banyak upaya edukasi dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia kita,” kata Dr. Rudi Lumanto, Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) atau Tim Monitoring ancaman Serangan Siber.

Pembukaan lomba cyber/Foto: Sultan Anshori
Lihat juga...