Guru SDN 3 Sukabaru Kreatif Gunakan Media Pembelajaran

Tambahan buku bacaan untuk siswa SDN 3 Sukabaru tersebut diakui Haiyun saat ini belum bisa diletakkan di puluhan rak buku akibat keterbatasan lokal perpustakaan yang saat ini sementara waktu dipergunakan sebagai ruang kelas untuk belajar. Kondisi tersebut bahkan sudah berlangsung selama bertahun-tahun sehingga para siswa dan guru rela belajar dengan konidisi ruang kelas yang sempit.

“Kalau jumlah buku ribuan buah sudah sangat memadai untuk kebutuhan para siswa dalam membaca termasuk proses peminjaman untuk dibaca di rumah hanya saja fasilitas rak buku yang kurang,” ungkap Haiyun.

Kreativitas guru dalam mempergunakan ruang belajar di SDN 3 Sukabaru yang dipimpin Kepala Sekolah Drs. Mariani Panggabean tersebut dilakukan oleh Mas Hendro selaku guru bidang studi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan membuat alat-alat tradisional yang bisa dipergunakan sebagai media belajar.

Mainan tradisional egrang. [Foto: Henk Widi]
Selama satu pekan terakhir ia meminta siswa-siswanya untuk membuat mainan tradisional berupa egrang atau dalam bahasa Lampung khol-kholan serta holahop terbuat dari bambu yang dibentuk menjadi lingkaran. Alat egrang tersebut diakui Mas Hendro bisa menjadi sarana olahraga keseimbangan yang dibuat guna mendukung proses belajar mengajar.

“Selain bisa dipergunakan di sekolah permainan egrang bisa dipergunakan sebagai sarana bermain di rumah saat di luar jam sekolah,” terang Mas Hendro.

Pembuatan egrang sebagai sarana olahraga tersebut diakui Mas Hendro mendapat dukungan dari orangtua karena dengan adanya permainan olahraga membuat anak-anak berkurang dalam bermain gawai dan menonton televisi sehingga anak tidak banyak beraktivitas di luar. Pembuatan permainan egrang bahkan menjadi salah satu sarana bersosialisasi bersama anak-anak sebaya di desa tersebut dan menjadi media pembelajaran yang mudah dibuat.

Lihat juga...