GTT Ini Rela Tempuh Jarak 48 KM untuk Mengajar
“Pernah suatu ketika karena kehabisan uang, saya tidak masuk mengajar. Ketika ditanya sama anak didik saya, saya bilang saya sakit padahal tidak punya uang,” kenangnya.
Meski kondisi seperti ini sudah dijalani Wahyu sejak tahun 2005, dirinya enggan meninggalkan sekolah ini. Karena baginya pendidikan anak muridnya lebih penting. Jika sekolah ini ditutup, banyak siswa yang akhirnya tidak bersekolah.
“Disini semua guru GTT, yang PNS hanya kepala sekolah, penjaga sekolah dan guru kelas 6 orang,” tandasnya.
Wahyu berharap nasibnya bisa lebih baik lagi dan diangkat menjadi K2. “Saat ini status saya masih GTT dan belum K2, harapannya segera ada SK Bupati biar bisa diangkat jadi K2,” pungkasnya.