GTT Ini Rela Tempuh Jarak 48 KM untuk Mengajar
PONOROGO – Pilihannya menjadi guru, mengantarkan Wahyu Khofikah (31) mengajar di SDN 5 Wagir Kidul. Meski berstatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT) selama 12 tahun terakhir, ia tetap semangat mengajar anak didiknya. Padahal untuk sampai di tempat mengajar, ibu dua orang anak ini setiap hari harus menempuh jarak sejauh 48 km.
Ia menjelaskan jalan yang dilalui pun tidak mudah, karena letak SDN 5 Wagir Kidul di pegunungan maka jalan berkelok dan aspal rusak sudah jadi keseharian. Apalagi tempat tinggalnya pun memang di daerah pegunungan. Bahkan kiri kanan jalan yang dilaluinya adalah jurang terjal.
“Saya berangkat dari rumah pukul 06.00 WIB, biasanya perjalanan butuh waktu sekitar satu jam,” jelasnya saat ditemui Cendana News, Kamis (28/9/2017).
Jarak yang jauh tak jarang menjadi hambatan terbesarnya untuk mengajar, pasalnya ia sering kehabisan ongkos untuk sekedar uang transportasi.
“Gaji yang tidak seberapa ditambah jarak tempuh rumah saya jauh, jadi butuh biaya lebih. Terkadang malah saya tidak digaji, karena tidak ada dana di sekolah,” cakapnya.
Menurutnya, hal ini wajar mengingat SDN 5 Wagir Kidul berada di pelosok dan bukan SD Induk. Jadi belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Mengingat hal tersebut, Wahyu sapaan akrabnya bahkan rela berkebun dan menjual sayur di pasar.
“Kalau musim panen, sebelum berangkat mengajar saya mampir dulu ke pasar untuk jualan,” tuturnya.
Warga Desa Kesugihan, Kecamatan Banaran ini selain berjualan sayur, ia juga berjualan rengginang singkong milik tetangganya. Apapun ia lakukan, ia tidak malu meski berstatus sebagai guru. Alumni Universitas Muhamadiyah Ponorogo ini yakin rejeki bisa datang dari mana saja asalkan mau berusaha.