Benarkah Mewaspadai dan Mengingatkan Bahaya Komunisme Merupakan Ujaran Kebencian?

Oleh Eko Ismadi

Tulisan ini saya niatkan untuk memperingati bulan September sebagai bulan berdarah bagi Nasionalisme Indonesia karena ulah pengkhianatan G30/S PKI. Selain itu, juga sebagai upaya meningkatkan pemahaman sejarah dalam refleksi kebangsaan Indonesia yang aman, tentram, dan sejahtera.

”Bangsa yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Jasa Pahlwannya. Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Konsisten Dengan Sejarah Bangsanya,” Demikian dijelaskan oleh orang pintar dan paham sejarah. Karena hanya mereka yang mengerti sejarahah orang yang berpikir maju dan modern.

Salah satu sejarah yang harus dipahami dan dimengerti oleh bangsa Indonesia adalah Gerakan PKI dan Komunis di bulan September. Dengan memaknai bulan SEPTEMBER sebagai BULAN BERDARAH BAGI BANGSA INDONESIA. Apakah seperti ini disebut penyebaran ujaran kebencian, intoleran, dan radilkalisme?

Pemikiran dan pertanyaan yang saya ajukan di atas, patut untuk dikaji dan direnungkan secara mendalam, serta menggunakan akal sehat. Sejarah apakah yang bisa disebut menyebarkan kesenangan dan mencerminkan sikap nasionalisme bangsa ? Apakah pemahaman sejarah nasionalisme kita justru tercermin pada perilaku Ilham Aidit (anak DN AIDIT) dan Anaknya Letkol Untung? Padahal, Aidit dan Untung merupakan pemimpin pengkhianatan G30S/PKI di Jakarta pada tahun 1965. Celakanya,Ilham Aidit dan kawan-kawan Eks Tapol PKI malah difasilitasi, diamankan, serta diberi keleluasaan berbicara dan bertindak apa saja. Sebagaimana yang selalu mereka lakukan pada seminar tentang pelurusan sejarah yang marak belakangan ini.

Saya perlu mengingatkan kembali kepada bangsa Indonesia, termasuk keluarga Pahlawan Revolusi yang ayahandanya telah gugur sebagai kusuma bangsa dan darahnya menghiasi bumi pertiwi, hingga Indonesia masih tegar jaya, kokoh, dan kuat, sebagaimana yang kita lihat dan rasakan sekarang ini. Perlu disadari, ini bukan karena kita kuat dan gagah sebagai generasi muda. Tetapi, ini semua karena keimanan serta ketakwaan leluhur dan pendahulu kita yang rela berkorban untuk kehidupan generasi selanjutnya.

Lihat juga...