Warga Manfaatkan Lahan Miring pada DAS Way Pisang

Penanaman rumpun bambu sebagai pagar sekaligus penahan longsor tersebut bahkan kini menjadi sumber tambahan penghasilan untuk mendapatkan uang dari menjual bambu. Selain itu pada jenis bambu hitam yang memiliki rebung atau tunas sebagian warga bahkan memanfaatkan sebagai bahan pembuatan sayur.

Selain bambu jenis tumbuhan yang sengaja ditanam di daerah aliran Sungai Way Pisang di antaranya tanaman kayu mahoni dan pohon aren yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh.

Pohon aren dipanen buahnya pada saat bulan puasa dalam proses pembuatan kolang kaling dan buah mahoni sebagai obat herbal. Saat ini buah mahoni yang dijual dalam kondisi kering mencapai harga Rp10 ribu per kilogram yang dikirim ke pembuat obat herbal di wilayah Serang.

Pemanfaatan lahan miring dengan melakukan proses penanaman berbagai jenis tanaman kayu sebagai penahan erosi tanah dan nilai tambah secara ekonomis juga dilakukan oleh warga Trans Cilacap Desa Karangsari Kecamatan Ketapang.

Ismadi, petani pemilik satu hektare lahan yang sebagian berada di lahan miring berbatasan dengan sungai dan di dekat tanah Register I Way Pisang milik Kementerian Kehutanan bahkan menanam berbagai jenis tanaman kayu seperti  Medang, Waru Gunung pada bagian lereng dan sebagian dipergunakan sebagai tempat menanam rumput gajahan pakan ternak sapi.

Ismadi mengungkapkan sebelum warga sekitar menanam rumput gajahan lahan lahan miring yang tidak produktif hanya dibiarkan ditumbuhi semak belukar dan tidak menghasilkan secara ekonomis.

Semenjak kesulitan sumber pakan hijauan berupa rumput ia bahkan mulai menanam rumput gajahan dengan sistem rumpun sekaligus sebagai penahan longsor tanah dan sebagian ditanami kayu keras sebagai bahan bangunan.

Lihat juga...