Warga Manfaatkan Lahan Miring pada DAS Way Pisang

LAMPUNG — Kondisi lahan perbukitan dan lembah di wilayah Kecamatan Penengahan dan Kecamatan Ketapang awalnya lokasi non produktif  karena sulit dijadikan lahan perkebunan dan pertanian. Namun rupanya  masyarakat setempat yang berprofesi sebagai petani dan pekebun bisa menjadikannya produktif sekaligus ramah lingkungan.

Kondisi lahan miring dan daerah aliran Sungai Way Pisang dengan kontur bertebing dan berhulu di Gunung Rajabasa itu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk penanaman berbagai jenis tanaman kehutanan yang berfungsi sebagai penahan erosi dan bernilai secara ekonomis.

Subakir warga Desa Karangsari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan adalah salah seorang yang memiliki cara jitu untuk memanfaatkan lahan miliknya. Lahannya itu  berbatasan langsung dengan daerah aliran Sungai Way Pisang.

Subakir melakukan penanaman berbagai jenis tanaman bambu di antaranya bambu hitam, bambu tamiang dan bambu tali. Selain bermanfaat secara ekologis menjaga gerusan aliran sungai saat banjir ia bahkan menyebut pada setiap perayaan HUT RI banyak masyarakat yang memanfaatkan bambu untuk pagar, gapura,tiang bendera dan berbagai keperluan.

“Dua pekan terakhir banyak pengepul bambu yang membeli bambu untuk dijual sebagai tiang bendera dan imbas pembangunan dan tiang penyangga proses pengecoran menggunakan bambu pesanan hingga ratusan batang,” ungkap Subakir saat ditemui Cendana News, Rabu (16/8/2017).

Penanaman bambu pada lahan miring di DAS Way Pisang selain menghasilkan secara ekonomi diakui Subakir terbukti efektif menyelamatkan lahan miliknya dari longsor. Bahkan lahan yang awalnya miring sekitar 45 derajat selama hampir belasan tahun mulai berangsur datar.

Lihat juga...