Jual Aksesoris Berbahan Tenun Ikat, Tikung Indah Butuh Modal

Butuh Modal
Hal senada juga disampaikan Lusia yang mendampingi Yohana saat ditemui Cendana News di mana dirinya pun terlihat antusias bila diajak berbincang tentang prospek tenun ikat Sikka.
Djelaskan Lusia, dalam sehari pihaknya bisa mendapat pemasukan sampai 3 juta rupiah bila sedang ramai dan bila sepi kadang hanya 50 ribu rupiah saja namun semuanya itu tidak membuat dirinya bersama teman-teman kelompok dan para penenun putus asa.
“Meski kami menyewa tempat dengan harga 1,7 juta rupiah setahun dari pemerintah kami tetap yakin bahwa usaha kami bisa berkembang sebab saat ini sudah semakin banyak orang yang menganakan tenun ikat,” terangnya.
Keduanya pun memiliki penenun sebanyak sekitar 30 orang yang selalu mensuplai kain tenun ikat untuk diproduksi di tempat usaha mereka menjadi berbagai macam produk berbahan kain tenun tersebut untuk dijual.
Saat ditanyai Cendana News apa kendala yang dihadapi dalam berusaha, baik Lusia maupun Yohana sontak menjawab modal karena usaha kecil yang dirintis keduanya masih banyak membutuhkan modal.
Lusia pun bersyukur sebab pihaknya selalu mendapat pendampingan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sikka namun dirinya berharap agar pihaknya selalu diberi kesempatan untuk berpameran di luar daerah untuk lebih memperkenalkan produk mereka.
“Kalau bisa kami yang memiliki usaha kecil dan menengah diajak untuk berpameran di luar daerah dengan biaya pemerintah agar produk kami bisa lebih dikenal masyarakat luas,” pintanya.
Bicara harga jual, Lusia menjelaskan, harga termurah yakni gantungan kunci yang dijual seharga 10 ribu rupiah sementara keemeja yang dimodifikasi dengan kain tenun ikat dijual seharga 125 ribu rupiah serta termahal merupakan produk tas ransel berbahan baku tempurung kelapa dan tenun ikat yang dijual 400 ribu rupiah.