Es Dawet Ayu dan Es Campur Manis, Berdampingan Melepas Dahaga

Adonan dawet yang telah dicetak tersebut sudah dicampurkan dengan kuah santan gurih dalam sebuah termos besar dan saat disajikan tinggal mencampurkan dawet secukupnya dalam gelas ditambah larutan gula aren tak lupa disertai es serut yang telah disiapkan. Sehari ia mengaku menjual sekitar 90 hingga 100 porsi es dawet ayu dengan bahan baku sebanyak 2 kilogram tepung dan bahan lain dengan omzet rata-rata Rp400 ribu hingga Rp500 ribu dengan konsumen sebagian anak sekolah dan masyarakat umum. Pada hari pasaran dirinya sengaja berjualan di pasar setiap hari Selasa, Jumat dan Minggu. Hari biasa mangkal serta berkeliling.

Es campur siap dinikmati oleh siswa sekolah. [Foto: Henk Widi]
Sonia, salah satu siswa kelas XI SMA 1 Kalianda mengaku, dirinya terkadang membeli seporsi es dawet ayu Banjarnegara sembari menunggu kendaraan yang akan mengantar ke sekolah. Bersama dua rekan yang akan masuk sekolah siang tersebut ia menikmati es dawet ayu Banjarnegara karena rasanya yang manis dan menyegarkan bahkan bisa diseruput di dalam kendaraan saat akan berangkat sekolah.

Rekan satu kelas lain yang lebih menyukai es campur pun membeli es campur yang dijual tak berjauhan dengan tempat es dawet ayu Banjarnegara berjualan. Cuaca panas terik agaknya ikut menguntungkan Alvi, penjual es campur yang berjualan tiga meter di sebelah Aminah, si penjual es dawet ayu Banjarnegara. Alvi yang sama-sama berjualan minuman mengaku tidak takut tersaingi meski sama-sama berjualan minuman bahkan justru saling melengkapi ditambah dengan adanya penjual kuliner bakso Malang yang ada di sebelah mereka berjualan.

Lihat juga...