Es Dawet Ayu dan Es Campur Manis, Berdampingan Melepas Dahaga
LAMPUNG – Aminah dan Alvi sama-sama pedagang minuman dengan menggunakan es di sebelah toko waralaba di bilangan Pasar Pasuruan Kecamatan Penengahan.
Aminah menjual es dawet asli Banjarnegara sementara Alvi berjualan es campur. Keduanya sama-sama menggunakan gerobak dorong. Mangkal di perempatan yang menjadi tempat menunggu kendaraan umum baik travel, bus, dan angkutan pedesaan. Membuat keduanya tak pernah khawatir akan pelanggan yang memiliki minat pada kedua jenis minuman pelepas dahaga kala cuaca panas tersebut.
Aminah yang berasal dari Banjarnegara Jawa Tengah mengaku sudah berjualan di Lampung sejak tiga tahun silam dengan niat menjual es dawet ayu yang khas dijual dengan gerobak dorong dan spanduk berwarna hijau menyegarkan tersebut.
Bahan pembuatan minuman segar es dawet ayu yang dijual dengan cara berkeliling dan menetap tersebut diakuinya berupa tepung sagu dan tepung beras yang diolah menjadi cendol atau dawet. Sebagai pemberi aroma ia menambahkan air daun pandan dan saat disajikan dalam gelas ditambahi dengan santan serta gula aren yang telah dicairkan sebagai penambah rasa manis yang menjadi cita rasa khas dawet ayu, lengkap dengan tambahan es serut yang menyegarkan.
“Sebagian pembeli sengaja membeli di sini dengan gelas sehingga kalau kurang bisa langsung menambah porsi. Sementara yang buru-buru bisa dibungkus dalam plastik untuk dinikmati bersama keluarga atau dalam perjalanan,” terang Aminah Dawet, begitu ia dipanggil saat melayani salah satu pembeli es dawet buatannya di bilangan Pasar Pasuruan Kecamatan Penengahan, Sabtu (5/8/2017).
Aminah menyebut proses pembuatan adonan dawet dibuatnya di kontrakan tempatnya menetap. Selain dirinya, sang suami dan keponakan juga berjualan es dawet dengan menggunakan gerobak dan berkeliling di beberapa kecamatan di Lampung Selatan setiap hari. Penjualan dengan sistem drop menggunakan kendaraan dan gerobak tersebut diakuinya efektif menjangkau masyarakat yang ingin menikmati es dawet minuman tradisional khas Banjarnegera.