JAKARTA – Si bau yang menggoda, jengkol, oleh sebagian besar orang identik dengan makanan khas orang Betawi yang kadang dibenci karena dianggap sumber bau mulut dan juga ketika buang air kecil. Namun dirindukan oleh sebagian orang karena cita rasanya yang begitu menggoda dan tak tergantikan.
Tapi lain ceritanya bila jengkol yang terdapat di rumah makan Republik Jengkol tidak membuat bau mulut dan tidak bau ketika buang air kecil bagi orang yang menyantapnya.
Adalah Fatoni, Presiden Republik Jengkol menceritakan awal berdirinya Republik Jengkol. Kuliner serba jengkol ini bermula dari istrinya yang hobi makan jengkol. Walaupun makan secara sembunyi tetapi aroma bau dari jengkol yang istrinya makan tidak dapat disembunyikan dari dirinya. Dari situlah akhirnya ide untuk mendirikan Republik Jengkol tercetus.
Menurut Fatoni, hobi memasak yang ia gandrungi sejak kecil dan juga mengenal herbal, membuat dirinya terpacu untuk mencari bagaimana caranya agar jengkol yang dimakan tidak menimbulkan aroma bau mulut dan ketika buang air kecil. Dengan memiliki pengetahuan herbal, kemudian dirinya mencoba menetralisir agar jengkol tidak membuat bau bagi yang menyantapnya tanpa menghilangkan rasa jengkol tersebut.
Dengan cara memasak atau mengolah jengkol yang dirinya lakukan, baik ketika disantap maupun ketika buang air kecil tidak meninggalkan aroma bau jengkol tersebut. Untuk menghilangkan aroma bau jengkol, dirinya memilih jengkol yang baik dan bagus, kemudian di rendam sehari semalam, lalu dikupas bersih, setelah itu barulah dimasukkan ke dalam presto dengan air secukupnya, dan di bagian atasnya dikasih lengkuas yang sudah dimemarkan, daun salam, daun jeruk, sereh, selanjutnya ditutup, dimasak selama 1 jam.