Permintaan Ekspor Arang Batok Kelapa, Lesu
Ngatiran bahkan rela menyewa lahan dan rumah untuk memudahkan usahanya membuat arang batok kekapa di Desa Klaten, meski di rumah aslinya usaha serupa dijalankan sang anak.
Meski terbilang sederhana, namun ia menyebut harga arang batok kelapa terbilang menjanjikan untuk pangsa pasar ekspor dengan rata-rata per ton arang kelapa dengan tiga grade dihargai Rp7,5 juta atau senilai Rp112,5 juta sekali pengiriman, dengan bobot mencapai 15 ton. Terakhir pada 2013, Ngatiran membuat arang batok kelapa dengan bobot 10 ton, yang sekaligus mulai surutnya permintaan ekspor arang batok kelapa yang ditekuninya.
Tiga lokasi pembakaran arang batok kelapa dengan produksi sekali proses pembakaran mencapai 1 ton pun kini sedang diistirahatkan, sembari menunggu permintaan untuk pangsa pasar ekspor. Selain kendala masih sepinya permintaan ekspor, ia menyebut permodalan masih menjadi kendala baginya dalam menekuni bisnis pembuatan arang batok kelapa tersebut.
“Modal saya hanya kepercayaan dari investor yang meminta saya memenuhi target ekspor. Rencananya, Agustus nanti baru ada permintaan sehingga saya tengah mempersiapkan bahan baku lagi berupa limbah batok kelapa”, ungkap Ngatiran.
Meski permintaan arang batok kelapa untuk ekspor sepi, namun Ngatiran bersama Saleh, saudaranya, masih tetap melakukan proses produksi arang batok kelapa dengan pangsa pasar pemilik usaha kuliner di sepanjang Jalan Lintas Sumatera dan Jalan Lintas Timur Sumatera.
Berbeda dengan harga arang batok kelapa untuk ekspor, arang batok kelapa yang dijual ke rumah makan, warung makan penyaji sate dan ayam bakar serta restoran arang batok kelapa dijualnya dengan harga Rp3.200 per kilogram, dengan satu karung berisi sebanyak 10 kilogram.