Permintaan Ekspor Arang Batok Kelapa, Lesu

LAMPUNG — Pemanfaatan limbah batok kelapa sisa proses pembuatan kopra di beberapa tempat penggarangan (tempat pembuatan kopra), masih menjadi usaha menjanjikan bagi warga di Desa Kalirejo, Kecamatan Palas, dan Desa Klaten Kecamatan Penengahan.

Salah satu warga yang masih bergelut dengan usaha pembuatan arang batok kelapa atau tempurung kelapa, Ngatiran (49), sehari-hari bekerja mencari batok kelapa dari para pemilik pembuatan kopra. Usaha pembuatan arang batok kelapa diakuinya memiliki pangsa pasar ekspor ke Amerika dan China, sebagai bahan pembuatan briket serta karbon aktif pada industri dan penjernihan air dan kosmetik.

Usaha pengolahan limbah batok kelapa ditekuninya sejak 1997, dan bersama salah satu kerabatnya di Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni, ia menekuni pemanfaatan limbah batok kelapa yang telah menjadi arang untuk dijual ke luar negeri. Ngatiran menyebut, nilai arang batok kelapa yang dijualnya dalam tiga jenis berupa arang kasar, setengah kasar hingga arang lembut dengan harga jual per kilogram mencapai Rp7.500, dikirim dengan target mencapai 13 hingga 15 ton per bulan.

“Kami bekerjasama dengan eksportir dengan cara memberi kami permodalan untuk operasional, dan saat barang dikirim saya bisa mengembalikan pinjaman yang saya gunakan untuk operasional hingga barang siap dikirim menggunakan kontainer ke pelabuhan peti kemas Panjang”, terang Ngatiran, saat ditemui Cendana News di lokasi pembakaran arang di Desa Klaten Kecamatan Penengahan, Senin (10/7/2017).

Upaya mencapai target hingga 15 ton per bulan arang batok kelapa dicapai oleh Ngatiran dengan membuat tiga lokasi pembakaran arang kelapa di Desa Kalirejo Kecamatan Palas, Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni, dan Desa Klaten di Kecamatan Penengahan. Setelah setiap lokasi pembakaran batok kelapa yang dikelola oleh sang anak dan saudaranya mencapai target yang ditentukan, proses pengambilan akan dilakukan oleh eksportir dan dikirim ke Pelabuhan Panjang.

Lihat juga...