Pejabat Tinggi ASEAN dan Uni Eropa Bertemu Bahas Diskirminasi Sawit

LONDON –— Indonesia menegaskan posisinya terhadap resolusi Uni Eropa tentang kelapa sawit pada Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi antara ASEAN dan Uni Eropa ASEAN (European Union Senior Officials Meeting/SOM) yang berlangsung di Bangkok, Thailand.

Delegasi Indonesia dalam pertemuan itu kepada Antara London, Sabtu menyebutkan, pertemuan membahas berbagai hal termasuk tantangan yang dihadapi kedua kawasan dewasa ini, situasi regional dan global serta upaya penguatan kerja sama ASEAN-UE bagi kemakmuran bersama.

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN/Ketua Delegasi RI Jose Tavares mengatakan isu minyak kelapa sawit (palm oil) harus dibahas lebih komprehensif.

Dikatakannya, Indonesia sangat menyayangkan adanya Resolusi Parlemen Eropa 2016/2222 mengenai Palm Oil Deforestation of Rainforest yang bersikap diskriminatif terhadap kelapa sawit dengan menganggapnya sebagai kontributor terbesar deforestasi.

Tavares mengutip pernyataan Chairmans Statement of the 30th ASEAN Summit, April 2017, yang juga menyayangkan Resolusi Parlemen UE tersebut.

Resolusi yang juga meminta Komisi Eropa mengambil langkah menghentikan penggunaan minyak kelapa sawit sebelum tahun 2020 ini didasarkan pada data yang kurang akurat dan akuntabel. Resolusi ini juga tidak membantu upaya untuk membahas secara komprehensif masalah deforestasi.

Di sisi lain resolusi ini merugikan industri serta masyarakat yang menggantungkan perekonomiannya pada produksi kelapa sawit.

UE pada tahun 2013 mengeluarkan kajian bahwa kelapa sawit menyumbang 2,3 persen deforestasi, sementara livestock grazing malah menyumbang 24,26 persen dan pertanian kedelai menyumbang 5,4 persen.

Lihat juga...