Kopi Hitam Tradisional Lombok di Tengah Menjamurnya Kopi Kemasan
LOMBOK — Minum kopi telah menjadi tradisi turun temurun. Setiap hendak bekerja atau dalam setiap kesempatan acara apapun kopi selalu menjadi suguhan wajib setelah menikmati hidangan makanan terutama bagi kaum laki – laki sebagai pelengkap menghisap rokok.
Di Pulau Lombok misalkan, terutama masyarakat pedesaan yang telah lanjut usia, minum kopi hampir bisa dikatakan wajib dilakukan di waktu pagi, siang maupun malam hari saat bekerja maupun tidak.
Tapi kopi yang disukai dan mau diminum biasanya tidak sembarangan kopi seperti kopi kemasan yang dibungkus secara moderen seperti sekarang ini.
Mereka, (masyarakat) terutama orang tua tidak akan merasa puas dan mau minum kopi saset atau kemasan dan lebih memilih meracik sendiri bubuk kopi secara tradisional untuk diminum.
“Kalau kita orang tau mana bisa ngopi dengan kopi kemasan yang dijual, tidak ada rasanya, makanya kita buat sendiri secara tradisional” kata Asiah, warga Desa Mertak Umbak, Kabupaten Lombok Tengah, sambil menggoreng kopi hitam tradisional menggunakan wajan yang terbuat dari tanah liat, Sabtu (8/7/2017).
Bagi Asiah minum kopi tidak sekedar untuk kesenangan, tapi kopi bisa menjadi obat pusing kepala, makanya kalau dalam sehari tidak minum kopi hitam, dirinya bisa pusing.
Selain untuk konsumsi sendiri, kopi hitam tradisional yang diracik sendiri secara tradisional juga sebagai persediaan untuk diseduh saat ada tamu maupun dikonsumsi bekerja menggarap sawah dengan tetangga.
Mengingat, tidak semua masyarakat, terutama orang tua bisa ngopi dengan kopi saset, makanya kopi hitam harus selalu ada tersedia.
“Meminum kopi hitam yang diracik secara tradisional berbeda rasa dan kepuasan dirasakan daripada kopi saset” katanya.