“Sebelumnya saya sangat kecewa, karena tiga kali tes saya tidak lulus. Saya jatuh di administrasi dan tinggi badan,” kata Septi Pahabol kepada Cendana News di lapangan Pancasila, Rindam XVII Cenderawasih, Kabupaten Jayapura.
Kerendahan tutur dan tegasnya hentakan kata-kata yang dilontarkan Septi kepada media ini, bukan berarti sombong. Melainkan, dirinya berserah dan bersyukur atas pemberian berkat dari Tuhan dan sebagai kado Paskah.
Pria kelahiran Yahukimo ini mengaku apa yang diperintahkan pimpinan, pastinya akan dilaksanakan. Tentunya selama tiga bulan kedepan, ia dan bersama 315 rekannya akan ikuti pendidikan kejuruan atau kecabangan Infateri di Rindam XVII Cenderawasih.
“Tentunya selama tiga bulan pendidikan kecabangan, dan setelah dilantik Infanteri saya siap mengabdi kepada Negara walaupun ditugaskan kemana saja,” tuturnya sambil dipeluk salah satu keponakannya.
Kisah ini, salah satu motivasi tentang semangat juang yang tak dapat padam, dikarenakan hanya sebuah rintangan kecil. Septi berpesan: “Bangkitlah! saudara-saudara yang ada di pelosok Tanah Papua, gapailah cita-citamu dimulai dari berusaha dan bekerja, jangan lupa kokohkan iman dan hormati orang sekitar.”
![]() |
Prajurit-prajurit Tamtama setelah diumuman pembagian kecabangan di Rindam XVII Cenderawasih, Kabupaten Jayapura. |
Jurnalis: Indrayadi T Hatta/Redaktur: Irvan Sjafari/Foto: Indrayadi T Hatta
Source: CendanaNews